kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.625   15,00   0,09%
  • IDX 8.170   -68,06   -0,83%
  • KOMPAS100 1.131   -13,55   -1,18%
  • LQ45 810   -9,91   -1,21%
  • ISSI 288   -2,12   -0,73%
  • IDX30 424   -4,57   -1,07%
  • IDXHIDIV20 483   -3,80   -0,78%
  • IDX80 125   -1,45   -1,14%
  • IDXV30 135   0,25   0,18%
  • IDXQ30 135   -1,38   -1,02%

Perkuat Pengawasan Bea Cukai dan Penerimaan Kepabeanan, Kemenkeu Kembangkan Sistem AI


Rabu, 22 Oktober 2025 / 12:58 WIB
Perkuat Pengawasan Bea Cukai dan Penerimaan Kepabeanan, Kemenkeu Kembangkan Sistem AI
ILUSTRASI. Kemenkeu bakal mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) di lingkungan Dirjen Bea dan Cukai guna memperkuat sistem pengawasan dan penerimaan negara


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, bakal mengembangkan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai guna memperkuat sistem pengawasan dan penerimaan negara dari sektor kepabeanan.

Langkah ini disampaikan Purbaya usai meninjau sistem monitoring dashboard Bea Cukai pada Rabu (22/10/2025) pagi.

Ia menilai sistem pemantauan yang sudah ada berjalan cukup baik, namun masih memiliki ruang besar untuk ditingkatkan, terutama dalam hal deteksi praktik under-invoicing atau pelaporan nilai barang impor yang lebih rendah dari seharusnya.

Baca Juga: Purbaya Gelar Pertemuan dengan DK OJK di Kantor Kemenkeu, Bahas Apa?

“Sebenarnya sudah cukup bagus, tapi belum sampai ke level di mana saya bisa secara online memonitor kapal dan indikasi under-invoicing. Karena AI-nya belum dikembangkan,” ujar Purbaya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, pengembangan sistem AI akan dilakukan dalam tiga bulan ke depan. Teknologi ini akan memperkuat sistem pemantauan end-to-end, mulai dari pelabuhan hingga titik distribusi, agar Kementerian Keuangan bisa mendeteksi potensi kebocoran penerimaan secara real time.

“Nanti ke depannya, dari command center saya harap bisa lihat kapal di pelabuhan lagi ngapain, isinya apa, ini apa. Jadi kita akan buat sistem yang benar-benar terkoneksi,” katanya.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, Purbaya juga akan memperkuat fungsi Lembaga National Single Window (LNSW). Ia menyebut akan membentuk tim khusus yang beranggotakan sekitar 10 ahli, termasuk pakar matematika dan analisis data, untuk mengembangkan think tank di bidang perdagangan.

“Ini untuk memastikan mereka bisa menganalisa kebocoran perdagangan kalau ada,” jelasnya.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Bicara Soal Peluang Kenaikan Gaji PNS Tahun 2026

Purbaya optimistis, penguatan sistem digital dan AI di Bea Cukai akan membuat proses pengawasan lebih efisien dan transparan, sehingga nantinya system bisa terintegarasi dengan lebih baik lagi.

“Kalau AI-nya bisa mulai menganalisa tiga bulan ke depan, penerimaan Bea Cukai harusnya sudah lebih efisien daripada sekarang,” pungkasnya.

Selanjutnya: Yen Menguat Terhadap Dolar AS, Penurunan Harga Emas Memicu Volatilitas Pasar

Menarik Dibaca: Black Phone 2 dan Rekomendasi Film Thriller Pembunuh Berantai Bikin Merinding

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×