kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   16.000   0,83%
  • USD/IDR 16.139   -85,00   -0,52%
  • IDX 7.931   38,34   0,49%
  • KOMPAS100 1.118   1,09   0,10%
  • LQ45 827   -2,94   -0,35%
  • ISSI 267   3,46   1,32%
  • IDX30 427   -1,81   -0,42%
  • IDXHIDIV20 491   -1,62   -0,33%
  • IDX80 124   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 128   0,08   0,06%
  • IDXQ30 138   -0,34   -0,25%

Sri Mulyani Optimis Dirjen Bea Cukai Baru Bisa Genjot Penerimaan Lebih Besar


Rabu, 02 Juli 2025 / 15:31 WIB
Sri Mulyani Optimis Dirjen Bea Cukai Baru Bisa Genjot Penerimaan Lebih Besar
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp21 triliun atau 0,09 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Mei 2025. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan optimismenya terhadap kinerja penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai pada tahun 2025.

Menurutnya, outlook penerimaan dari sektor tersebut diperkirakan mencapai Rp 310,4 triliun atau 102,9% dari target APBN sebesar Rp 301,6 triliun.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga momentum kinerja positif tersebut di paruh kedua tahun ini.

Sri Mulyani berharap, Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang baru yakni Djaka Budi Utama, mampu mengakselerasi penerimaan sekaligus memperkuat pengawasan.

Baca Juga: Bea Cukai Pastikan Pembebasan Bea Masuk Barang Bawaan Penumpang Tak Ganggu Kas Negara

"Ini pak Djaka semester II perlu untuk menjaga penerimaan. Mungkin dengan Dirjen Bea Cukai baru kita akan dapat banyak lagi (penerimaan)," ujar Sri Mulyani dalam Rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Selasa (1/7).

Sebagai informasi, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai semester I-2025 telah mencapai Rp 147 triliun atau 48,7% dari APBN. Realisasi ini tumbuh 9,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Rinciannya adalah penerimaan bea masuk sebesar Rp 23,6 triliun atau turun 2,7% yang merupakan kebijakan mendukung ketahanan pangan domestik sejalan dengan upaya swasembada.

Baca Juga: Deregulasi 10 Jenis Komoditas Terbit, Ditjen Bea Cukai Perkuat Pengawasan Impor

Kemudian, penerimaan bea keluar tercatat Rp 14,6 triliun atay tumbuh 80,4% didorong kenaikan harga CPO dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga.

Di sisi lain, penerimaan cukai telah mencapai Rp 108,8 triliun atau tumbuh 6,9% dikarenakan tidak ada kenaikan tarif cukai meskipun terjadi downtrading dari sigaret kretek mesin (SKM) ke sigaret kretek tangan (SKT).

Baca Juga: Kemenkeu: Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 122,9 Triliun Hingga Mei 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×