Reporter: Bidara Pink, Dendi Siswanto, Noverius Laoli, Ratih Waseso, Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - CALON tunggal Gubernur Bank Indonesia (BI) telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit & propert Test di Komisi XI DPR RI pada Senin (20/3/2023) lalu. Ia menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai Gubernur BI periode kedua.
Perry yang kini masih menjabat sebagai Gubernur BI akan mengakhiri masa jabatannya periode pertama pada Mei 2023 nanti. Namun setelah Komisi XI DPR menetapkan Perry menjadi Gubernur BI periode 2023-2028 mendatang, maka ia menjadi satu-satunya Gubernur BI yang menjabat selama dua periode atau 10 tahun sejak reformasi.
Pria kelahiran Sukoharjo pada 25 Februari 1959 ini merupakan lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Gadjah Mada pada tahun 1984. Kini Perry yang sudah berusia 64 tahun dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melanjutkan kepemimpinan di Bank Sentral Indonesia untuk periode kedua.
Penunjukkan Perry untuk jabatan kedua di BI sempat diwarnai berbagai spekulasi mengenai siapa yang paling mumpuni menjadi nahkoda Bank Sentral Indonesia tersebut. Sejumlah nama beken pun sempat mencuat. Salah satunya nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Baca Juga: BI Akan Segera Rilis 3 Layanan Baru BI-Fast untuk Menyasar Korporasi
Ada juga nama Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo hingga Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
Tapi pada detik-detik terakhir, semua nama tersebut tersingkir dan muncullah nama Perry Warjiyo sebagai pilihan Jokowi. Presiden bukan tanpa alasan kuat kembali menunjuk Perry jadi Gubernur BI. Jokowi membeberkan salah satu pertimbangannya mantap memilih Perry karena ketidakpastian ekonomi global.
“Jadi dalam situasi kegentingan global seperti ini kita tidak ingin mengambil resiko fiskal moneter itu menjadi sangat-sangat penting dan kita harus menempatkan orang-orang yang memiliki jam terbang yang tinggi memiliki pengalaman yang tinggi untuk berada di posisi itu,” ujar Jokowi dalam keterangan pers Presiden di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (23/2).
Tantangan di Periode Kedua
Perry mengakui tantangan ekonomi Indonesia pada periode kedua jabatannya tidaklah mudah. Menurutnya, perlu sinergi yang kuat dan koordinasi antara lembaga untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari krisis.
"Tugas kita belum selesai. Saya harap dukungan, arahan, dan koordinasi untuk lima tahun ke depan," tegas Perry di hadapan komisi XI DPR RI. Menurut Perry, ada tiga hal yang ingin ia diskusikan kepada para wakil rakyat.
Baca Juga: Tok! DPR RI Tetapkan Perry Warjiyo Jadi Gubernur BI Periode 2023 - 2028
Pertama, cara untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis ancaman ke krisis lain, dan bagaimana peran BI berkoordinasi dengan otoritas terkait.
Kedua, prospek dan tantangan perekonomian ekonomi dalam lima tahun ke depan. Termasuk peluang yang harus diraih oleh Indonesia di tengah tantangan tersebut.
Ketiga, tujuh langkah rekomendasi termasuk dalam implementasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK).
Selain itu, Perry juga menjabarkan sejumlah tantangan perekonomian yang harus diwaspadai Indonesia selama lima tahun ke depan. Menurut Perry, beberapa hal yang menjadi tantangan perekonomian datang dari luar negeri atau ketidakpastian global.
"Seiring dengan diskusi yang terjadi, kami menyampaikan bahwa dunia masih bergejolak," terang Perry di hadapan Komisi XI DPR RI, Senin (20/3).
Ia pun menjabarkan mulai dari gejolak dunia yang datang dari konflik Rusia dan Ukraina berpotensi masih panjang. Menurutnya, belum ada yang tahu sampai kapan konflik ini akan berakhir.
Kemudian, ada juga konflik atau perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih memanas sehingga turut menyumbang ketidakpastian global.
Baca Juga: Stabilisasi dan Digitalisasi Menjadi PR Gubernur BI
Ketidakpastian ini kemudian menyulut peningkatan inflasi dan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan bank sentral dunia, termasuk suku bunga bank sentral AS. Suku bunga yang tinggi juga melecut penguatan dolar AS sehingga berdampak pada pelemahan mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Dengan kondisi ini, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat ke 2,6% secara tahunan atau Year on Year (YoY), meski pada tahun 2024 akan menguat ke 2,8%," tandas Perry.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Dalam periode kedua kepemimpinannya, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik dan berpotensi menyentuh hampir 6% pada tahun 2028.
"Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 dan 2024 kami perkirakan masih melanjutkan pemulihan. 2025 hingga 2028 ekonomi juga akan meningkat," tutur Perry.
Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,5% hingga 5,3% pada tahun 2023 ini.
Bahkan, ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa berada di level 5,1% atau 5,2% seiring dengan dibukanya ekonomi China. Pada tahun 2024, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%.
Baca Juga: Dua Periode Jadi Gubernur BI, Ini PR Perry Warjiyo
Pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan didorong oleh konsumsi rumah tangga, ekspor, investasi, juga langkah yang diambil oleh otoritas. "Maupun berbagai langkah-langkah perbaikan di UMKM maupun di sektor riil," tambah Perry.
Selain itu, Perry juga melihat ekonomi dan keuangan digital akan turut memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2025, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4,9% hingga 5,7%. Sedangkan hingga tahun 2028, pertumbuhan ekonomi berpotensi berada di kisaran 5,1% hingga 5,9%.
Dalam pertumbuhan ekonomi jangka menengah ini, Perry akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi baik pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri, ekonomi, juga peningkatan sumber daya manusia.
Siap Hadapi Gejolak Global
Kalangan ekonom juga juga melihat bahwa BI di masa kini menghadapi tantangan yang cukup berat. Terutama, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak perekonomian global.
Baca Juga: Kembali Terpilih Menjadi Gubernur BI Periode 2023 - 2028, Ini Kata Perry Warjiyo
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual bilang, perlu tokoh mumpuni dalam memimpin BI melewati masa penuh tantangan ini. "Tantangannya besar, sehingga perlu tokoh yang bisa membangun kepercayaan, memiliki rekam jejak yang baik, dan bisa menavigasi kebijakan BI," ujar David.
Tantangan itu tak lepas dari kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian. Untuk itu, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berharap, Gubernur BI nanti bisa melakukan mitigasi yang lebih baik dalam menghadapi dinamika global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News