Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) memasang target untuk penyaluran rumah subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2026. Pemerintah mematok target penyaluran sebanyak 285.000 unit rumah dengan total kebutuhan dana mencapai Rp 37,1 triliun.
Kebutuhan dana jumbo tersebut akan dipenuhi dari berbagai sumber. Perinciannya, anggaran DIPA sebesar Rp 25,1 triliun, pengembalian pokok (dana bergulir) sebesar Rp 10,4 triliun, serta saldo awal tahun 2026 sebesar Rp 1,6 triliun.
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho mengungkapkan bahwa target ini bahkan bisa membengkak lebih besar. Pasalnya, pemerintah juga menyiapkan dana cadangan investasi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.
"Sesuai dengan Nota Keuangan tahun 2026, Pemerintah juga mengalokasikan pencadangan pembiayaan investasi untuk memenuhi potensi penambahan target penyaluran FLPP sampai dengan 350.000 unit rumah di tahun depan," ujar Heru di Kantor BP Tapera, Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Baca Juga: BP Tapera: Realisasi FLPP Rumah Subsidi Capai 263.017 Rumah
Guna mengejar target tersebut, BP Tapera resmi menggandeng 43 bank penyalur yang terdiri dari bank Himbara, bank swasta, hingga 33 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Tak hanya itu, porsi penyaluran untuk pekerja sektor informal juga dikerek naik.
"Jika tahun 2025 alokasi untuk sektor non-formal hanya 10% per bank, tahun depan meningkat menjadi 15%. Harapannya, akses pembiayaan KPR Sejahtera FLPP semakin merata di seluruh Indonesia," tegasnya.
Di samping itu, menengok kinerja tahun 2025, realisasi penyaluran rumah subsidi mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Hingga 22 Desember 2025, dana FLPP yang sudah tersalurkan mencapai 270.985 unit rumah dengan nilai Rp 33,66 triliun.
Baca Juga: BP Tapera Genjot KPR FLPP 350.000 Unit, Bidik Pekerja Informal
Bank BTN masih mendominasi pasar sebagai bank penyalur FLPP tertinggi dengan realisasi 128.608 unit rumah. Posisi selanjutnya ditempati oleh Bank Syariah Nasional (dahulu BTN Syariah) dengan 59.463 unit, disusul Bank BRI dengan 31.645 unit.
Dari sisi pasokan, BP Tapera juga mengikat kerja sama dengan 7 asosiasi pengembang perumahan. Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) tercatat sebagai kontributor pembangunan rumah subsidi tertinggi dengan capaian 112.557 unit, diikuti oleh APERSI sebanyak 80.048 unit.
Heru berharap kolaborasi antara perbankan dan pengembang dapat terus ditingkatkan demi menjaga kualitas hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Kami berharap dukungan terus dilanjutkan dengan kualitas rumah yang layak untuk dihuni di tahun mendatang," pungkasnya.
Baca Juga: BP Tapera Optimistis 350.000 Rumah Subsidi Tersalurkan dalam Dua Bulan Terakhir 2025
Selanjutnya: Etos Kerja Jensen Huang & Elon Musk: Tak Ada Tugas Terlalu Rendah
Menarik Dibaca: 12 Menu Ayam untuk Diet agar Berat Badan Turun, Mau Coba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













