Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Adapun faktor pendorongnya antara lain program vaksinasi yang kini terus didorong, angka kasus harian Covid-19 yang dinilai relatif terkendali, mulai pulihnya permintaan domestik terlihat dr indikator-indikator terkini yang meningkat, serta naiknya harga komoditas di tengah pemulihan global sehingga mendorong ekspor, dan akselerasi program PEN.
Namun, Faisal mengingatkan faktor penghalang dari pertumbuhan tersebut adalah risiko terjadinya lonjakan kasus seperti di India, terlebih adanya adanya libur panjang Ramdhan dan Lebaran yang dapat menunda aktivitas investasi, dan risiko terganggunya distribusi vaksin.
Sementara itu, Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyebut, prediksi pertumbuhan ekonomi hingga 7% oleh pemerintah di kuartal kedua 2021 dinilai sulit ditembus. "Pertumbuhan ekonomi di kuartal ke II diperkirakan maksimum 2% atau sulit untuk menembus angka 7%," kata Bhima.
Baca Juga: Ekonomi: Jika tarif PPN naik di tahun depan, inflasi bisa mencapai 4%
Hal tersebut lantaran faktor konsumsi rumah tangga belum pulih secara optimal karena masih adanya larangan mudik. Adanya pelarangan mudik akan membuat pemulihan ekonomi di daerah terganggu. Meski diakui belanja pemerintah pusat membaik, namun belanja daerah yang diharapkan kompensasi dampak negatif pelarangan mudik masih belum responsif.
"Pemda masih sibuk tabung dana di bank. Faktor positif datang dari kinerja ekspor yang membaik seiring pemulihan permintaan di negara mitra dagang utama," ujar Bhima.
Selanjutnya: Pemerintah optimistis perbaikan ekonomi kuartal I akan terus berlanjut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News