kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah percaya diri ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7%, ini kata ekonom


Minggu, 16 Mei 2021 / 15:28 WIB
Pemerintah percaya diri ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7%, ini kata ekonom
ILUSTRASI. Pemerintah pecaya diri ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7% di 2021, ini kata ekonom


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, meski kuartal I 2021 pertumbuhan ekonomi masih di angka -0,74%, namun pada kuartal II tahun ini diperkirakan dapat bergerak positif menyentuh angka 7%.

Sektor konsumsi di kuartal kedua ini ditargetkan dapat mencapai 6,9% sampai 7,9%. Dimana konsumsi pemerintah akan didorong 7,6% - 7,9%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PTMB) akan didorong sampai 8,3%. Ekspor akan didorong 10,5% sampai 12%, kemudian impor 9,5% sampai 14%.

Terkait pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini yang ditargetkan bisa capai 7%, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, tren pemulihan ekonomi Indonesia sudah mulai terindikasi dari perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan baik dari sisi permintaan dan produksi.

Namun, pihaknya memproyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua ini lebih rendah dari prediksi pemerintah. "Jadi secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 diperkirakan berkisar 6%," kata Josua kepada Kontan.co.id pada Minggu (16/5).

Baca Juga: Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia capai 7% di kuartal II

Lebih lanjut, perbaikan ekonomi akan secara khusus pada semester II tahun 2021, yang merupakan dampak berlanjutnya program vaksinasi terutama bagi penerima masyarakat luas, diharapkan akan dapat mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dari sisi permintaan dan produksi.

Selain itu Josua menyebut, untuk mendukung proses pemulihan, akselerasi penyerapan anggaran PEN juga perlu dikombinasikan dengan kebijakan pada sektor strategis seperti pertanian, perdagangan, industri pengolahan dan segmen usaha UMKM yang berkontribusi besar pada perekonomian.

"Insentif lanjutan pada sektor usaha horeka juga diharapkan dapat mendukung keberlanjutan sektor tersebut mengingat sektor hotel, restoran dan terkait pariwisata mengingat sektor tersebut masih terdampak negatif selama pandemi. Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 diperkirakan akan berkisar 4%," imbuhnya.

Hampir sama dengan Josua, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, untuk target pertumbuhan ekonomi pemerintah pada kuartal II tahun 2021 masih ada peluang untuk terakselerasi. Hal tersebut seiring dengan membaiknya pola konsumsi masyarakat (meningkatnya CCI dan RSI), serta keberlanjutan agenda pemerintah untuk front load belanja termasuk belanja modal, barang, dan vaksin.

"Jadi saya melihat fixed investment juga akan berlanjut meningkat di kuartal ke dua 2021. Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2021 akan ada dikisaran 6% - 7% (yoy). Hal ini juga tidak lepas dari low base effect pada Q2 tahun lalu dimana kontraksi terdalam akibat pandemi Covid-19 terjadi," kata Faisal.

Baca Juga: Menkeu: Rasio utang terhadap PDB di tahun 2022 ada di kisaran 43,76% - 44,28%

Adapun faktor pendorongnya antara lain program vaksinasi yang kini terus didorong, angka kasus harian Covid-19 yang dinilai relatif terkendali, mulai pulihnya permintaan domestik terlihat dr indikator-indikator terkini yang meningkat, serta naiknya harga komoditas di tengah pemulihan global sehingga mendorong ekspor, dan akselerasi program PEN.

Namun, Faisal mengingatkan faktor penghalang dari pertumbuhan tersebut adalah risiko terjadinya lonjakan kasus seperti di India, terlebih adanya adanya libur panjang Ramdhan dan Lebaran yang dapat menunda aktivitas investasi, dan risiko terganggunya distribusi vaksin.

Sementara itu, Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyebut, prediksi pertumbuhan ekonomi hingga 7% oleh pemerintah di kuartal kedua 2021 dinilai sulit ditembus. "Pertumbuhan ekonomi di kuartal ke II diperkirakan maksimum 2% atau sulit untuk menembus angka 7%," kata Bhima.

Baca Juga: Ekonomi: Jika tarif PPN naik di tahun depan, inflasi bisa mencapai 4%

Hal tersebut lantaran faktor konsumsi rumah tangga belum pulih secara optimal karena masih adanya larangan mudik. Adanya pelarangan mudik akan membuat pemulihan ekonomi di daerah terganggu. Meski diakui belanja pemerintah pusat membaik, namun belanja daerah yang diharapkan kompensasi dampak negatif pelarangan mudik masih belum responsif.

"Pemda masih sibuk tabung dana di bank. Faktor positif datang dari kinerja ekspor yang membaik seiring pemulihan permintaan di negara mitra dagang utama," ujar Bhima.

Selanjutnya: Pemerintah optimistis perbaikan ekonomi kuartal I akan terus berlanjut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×