Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can
JAKARTA. Celah bagi transaksi kayu ilegal keluar dari Indonesia semakin sempit. Pasalnya, semakin banyak negara yang meneken kesepakatan kerja sama perdagangan produk kayu bersertifikat legal dengan pemerintah Indonesia. Setelah Uni Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang, kini China pun ikut ambil bagian.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hassan mengungkapkan kesepakatan dengan China ini bakal bisa ikut menekan laju penebangan liar secara signifikan. Cuma Zulkifli belum bisa memastikan berapa pengurangan yang bisa terjadi.
Setelah China, Zulkifli bertekad menjalin kesepakatan serupa dengan Malaysia dan Singapura. "Saya sudah jumpa dengan perwakilan Malaysia, zero tolerant untuk kayu ilegal,"ujar Zulkifli, Selasa, (19/10).
Selama ini China memang menjadi salah satu tujuan ekspor kayu-kayu gelondongan secara ilegal dari Indonesia. Padahal ekspor kayu Indonesia ke China resminya hanya untuk kayu olahan (woodworking dan plywood). Namun, kenyataannya masih saja ada saja kayu gelondongan yang lolos sampai ke Negeri Tirai Bambu tersebut. Salah satu jenisnya adalah kayu merbau dari Papua.
Sekretaris Jenderal Kemenhut Hadi Daryanto mengatakan pemberlakuan Sitem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) bagi para pengusaha hutan akan mendorong peningkatan ekspor kayu produksi HTI dan HPH. Selain itu, produk kayu Indonesia pun akan semakin diakui di mata internasional sebagai produk yang legalitasnya terjamin.
Hadi menambahkan, antara negara-negara produsen kayu lainnya Indonesia sebetulnya punya kelompok kerja untuk mempromosikan kayu dan produksi kayu legal. Kelompok kerja ini dipimpin oleh Indonesia dan Amerika Serikat. Anggotanya antara lain Malaysia, Kamboja, Vietnam, Papua New Guinea, dan Kepulauan Solomon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News