kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Tak Signifikan Ungkit Inflasi


Kamis, 14 September 2023 / 11:58 WIB
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Tak Signifikan Ungkit Inflasi
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah masih bergerak di atas Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih bergerak di atas Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Bahkan, bila menilik data dari awal pekan hingga hari ini, Kamis (14/9), nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 0,23%. 

Pergerakan rupiah juga menyumbang pada inflasi barang impor (imported inflation). Nah, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menilai, pelemahan nilai tukar rupiah kali ini tidak akan membawa dampak signifikan berupa membengkaknya inflasi. 

"Ini butuh depresiasi yang luar biasa untuk imported inflation naik signifikan, terutama dalam komponen inflasi inti," tutur Faiz kepada Kontan.co.id. 

Faiz mengungkapkan, tiap pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 1% akan memberikan tambahan inflasi sekitar 0,008%. Sehingga dengan demikian, pelemahan rupiah pada kali ini tak akan membawa dampak signifikan pada inflasi. 

Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis Pada Kamis (14/9) Pagi Setelah Turun 3 Hari

Faiz menyebut, tren inflasi Indonesia pada saat ini bukan karena depresiasi nilai tukar rupiah, melainkan lebih kepada volatilitas harga minyak dunia dan harga pangan, terutama beras. 

Dengan demikian, langkah utama yang perlu dilakukan adalah dengan menambah suplai pangan di pasar, khususnya beras yang merupakan makanan pokok. 

Namun, mengingat kondisi global yang juga sedang tidak pasti, berupa India masih melanjutkan larangan ekspor beras, hingga kebijakan Vietnam dan Thailand, maka Faiz mengimbau pemerintah menghindari impor beras dalam waktu dekat. 

Baca Juga: Faktor Eksternal Masih Jadi Penggerak Utama Rupiah Hari Ini (14/9)

Dia mengimbau, pemerintah baiknya memaksimalkan penggunaan stok beras dalam negeri. Plus, memantau penghasilan beras saat panen raya. 

"Ini akan lebih efektif daripada impor beras, kecuali memang Indonesia mengimpor pada saat harga beras sudah turun," ujar dia. 

Faiz kemudian memperkirakan, inflasi pada akhir tahun 2023 akan berada di kisaran 2,7% YoY atau berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 3% YoY plus minus 1%. 

Adapun kabar baiknya, nilai tukar rupiah pada pagi ini tercatat menguat. Kurs rupiah di pasar spot berada di Rp 15.364 per dolar pada pagi ini atau menguat tipis 0,04% dari posisi Rabu (13/9). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×