Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam koordinasi dan sinergi yang sangat erat dengan pemerintah pusat maupun daerah serta dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, BI tetap fokus pada pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Sementara itu, kebijakan lain BI diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan perbankan kepada dunia usaha.
Baca Juga: Porsi Kredit Berkelanjutkan di 4 Bank Besar Sudah Capai 25% dari Total Portofolio
BI juga terus melakukan digitalisasi sistem layanan untuk mempercepat efisiensi dan daya dukung produktivitas ekonomi, termasuk untuk mempercepat inklusi ekonomi dan keuangan.
Selain itu, program-program pendalaman pasar keuangan, program ekonomi keuangan inklusif, dan ekonomi hijau terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan produk.
Sejalan dengan arah bauran kebijakan tersebut di bidang moneter, BI telah memperkuat kebijakan suku bunga, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, serta memperkuat kecukupan cadangan devisa.
Baca Juga: Ini Upaya PII Dukung Infrastruktur Berkelanjutan
BI telah menaikkan suku bunga kebijakan moneter BI 7-day (Reverse) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2023.
“Sejak itu, kami telah mempertahankan tingkat suku bunga pada RDG Februari hingga April tetap sebesar 5,75%," ujar Perry di Jakarta pada Senin (8/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News