kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar global masih volatile, pemerintah turunkan komposisi SBN valas tahun depan


Rabu, 12 September 2018 / 15:38 WIB
Pasar global masih volatile, pemerintah turunkan komposisi SBN valas tahun depan
ILUSTRASI. Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Ditjen PPR


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, pemerintah kemungkinan akan mengurangi komposisi SBN valas untuk pembiayaan defisit melalui SBN. Biasanya, komposisi SBN valas dalam SBN bruto sebesar 20%.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan, biasanya SBN valas memang di kisaran 20%. Namun, tahun depan akan disesuaikan dengan kebutuhannya.

Melihat volatilitas pasar tahun depan dan defisit anggaran yang dipatok lebih kecil, bisa jadi porsi SBN valas berkurang.

“Pembiayaan yang utamanya dari investor domestik mestinya relatif lebih stabil daripada yang tergantung asing,” kata Loto kepada Kontan.co.id, Rabu (12/9).

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Scenaider Siahaan mengatakan, soal pembagian SBN valasnya, Kemkeu akan lihat market mana saja yang masih tenang untuk funding.

“Dan ini tidak bisa diperkirakan lebih awal sekarang. Tetapi, semua market, yaitu USD, euro dan yen masih tetap jadi opsi. Yang mana yang paling dominan, akan dilihat mana yg lebih efisien dan efektif saja,” ucap Scenaider kepada Kontan.co.id.

“Kami lihat market timing yang tepat untuk tapping global market,” lanjutnya.

Asal tahu saja, dalam RAPBN 2019, defisit APBN diperkirakan di angka 1,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih kecil dari outlook tahun ini yang sebesar 2,12%.

Defisit itu harus ditutupi dengan pembiayaan yang ditargetkan sebesar Rp 297,1 triliun. Adapun, porsi SBN neto dalam RAPBN 2019 ditargetkan sebesar Rp 386,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×