Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, pemerintah masih menggunakan strategi front loading untuk penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) valuta asing. Pasalnya, hawa-hawanya, rupiah masih bergolak tahun depan masih terimbas tren bank sentral AS Federal Reserve menaikkan bunga acuan.
Dengan strategi menggelontorkan surat utang di awal tahun ini, kemungkinan, penerbitan SBN valas sudah dilakukan pada semester pertama 2019.
“Nanti untuk penerbitan SBN lihat market. Biasanya awal tahun market tenang,” kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Scenaider Siahaan, Selasa (11/9).
Tahun depan, pemerintah masih akan fokus pada pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri atau domestik. Porsi SBN valas, menurut dia, tak akan jauh berbeda seperti tahun ini, yaitu sekitar 20% dari total SBN.
Nah, apabila pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih berlanjut hingga tahun depan, pemerintah berencana mengutamakan SBN valas berdenominasi euro dan yen.
Ini dilakukan untuk memitigasi risiko di pasar supaya lebih rendah. “Kami ikuti dulu perkembangannya bagaimana. Seperti samurai dan euro (akan lebih diutamakan),” kata Scenaider.
Dalam RAPBN 2019, defisit APBN diperkirakan di angka 1,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih kecil dari outlook tahun ini yang sebesar 2,12%. Defisit itu harus ditutupi dengan pembiayaan yang ditargetkan sebesar Rp 297,1 triliun. Adapun, porsi SBN neto dalam RAPBN 2019 ditargetkan sebesar Rp 386,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News