kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -928,35   -100.00%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pariwisata diprediksi mulai stabil tahun 2022, turis lokal jadi pendorongnya


Rabu, 06 Mei 2020 / 19:55 WIB
Pariwisata diprediksi mulai stabil tahun 2022, turis lokal jadi pendorongnya
ILUSTRASI. Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memberikan penjelasan kepada wisatawan mancanegara terkait penutupan sementara objek wisata Pantai Batu Belig di Badung, Bali, Rabu (1/4/2020).


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pariwisata dan ekonomi adalah dua hal yang saling berkaitan. Perbaikan ekonomi akan menjadi faktor yang mempengaruhi kembalinya wisatawan setelah pandemi corona (Covid-19) berakhir.

Kembalinya turis secara stabil diprediksi akan diawali oleh turis domestik pada tahun 2022. Sedangkan turis internasional akan lebih lama lagi.

“Banyak yang terkena PHK, ekonomi sangat terpukul. Turis domestik baru akan stabil di tahun 2022 tapi kita harus perhatikan peluang mereka berlibur lebih lama, lebih berkualitas dan haus akan pengalaman baru,” kata David Ermen, Direktur Destination Capacity dalam webinar bertajuk "Covid-19 Crisis in Tourism: Threat and Opportunity" yang digelar oleh MarkPlus Tourism via aplikasi Zoom dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Rabu (6/5).

Baca Juga: Terdampak virus corona, devisa sektor pariwisata bisa turun US$ 6,9 miliar

Meskipun stabilitas industri pariwisata diprediksi terjadi dalam dua tahun mendatang, pelaku industri bisa memanfaatkan momen ini untuk mempersiapkan protokol baru dalam rangka menyambut kedatangan turis pasca pandemi.

Pelaku pariwisata dan industri hospitality harus mulai menyesuaikan bisnisnya dengan kondisi wisatawan yang nantinya akan memperhatikan faktor higienitas dan keamanan. “Perilaku wisatawan nantinya akan berubah, mereka tidak lagi hanya mau jalan-jalan tapi memastikan dirinya aman selama traveling, ini yang harus menjadi perhatian pelaku wisata,” tambah David.

David melihat peluang yang bisa dilakukan pelaku pariwisata dalam rangka menyambut kembalinya turis dengan memberikan training kepada staff mengenai protokol higienitas yang baru. Terutama dalam hal budaya keramah tamahan yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia seperti berjabat tangan harus disesuaikan kembali mengingat munculnya sensitifitas terhadap sentuhan antar manusia selama COVID-19.

Kembalinya turis dengan karakter lebih hati-hati dan pemilih dalam menentukan destinasi juga akan mempengaruhi bagaimana jenis perjalanan yang dilakukan. Jika sebelumnya perjalanan bisnis sering dilakukan akan ada kemungkinan setelah kondisi new normal mereka lebih memilih menggunakan teknologi.

“Kalau biasanya orang berpergian ke luar negeri untuk perjalanan bisnis satu atau dua hari, nantinya mungkin saja mereka lebih memilih menggunakan Zoom karena sudah terbiasa dengan kondisi saat pandemi,” jelas David.

Direktur MarkPlus Tourism Nalendra Pradono meniliai, meskipun tidak ada yang tahu persis kapan pandemi akan berakhir dan kapan bisnis pariwisata akan kembali normal, turis pasti akan kembali namun yang lebih penting adalah bagaimana membuat bisnis pariwisata tetap hidup untuk bisa menyambut mereka kembali.

“Surviving dan preparing jadi dua kata kunci yang harus diterapkan oleh industri pariwisata di masa sulit ini. Tugas utama kita adalah membuat bisnis tetap berjalan, jaga cash flow, jangan sampai saat turis kembali bisnis kita sudah tidak ada lagi di market,” kata Nalendra.

Baca Juga: Kunjungan wisman turun 30,62% dari awal tahun, ini jawaban Wishnutama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×