kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Paket ekonomi ubah minat investor jadi niat


Senin, 12 Desember 2016 / 16:08 WIB
Paket ekonomi ubah minat investor jadi niat


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot investasi asing di dalam negeri. Sejumlah pertemuan digelar demi menarik investasi asing masuk ke Indonesia. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, dalam beberapa minggu ini, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan berbagai investor dari berbagai negara.

Yang teranyar, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan Republik India pada 12-13 Desember 2016 ini. Pada kunjungan kali ini, Presiden Jokowi ingin menjajaki lebih jauh diversifikasi ekspor Indonesia ke India. Di sana, Presiden juga akan membahas upaya peningkatan kerja sama investasi untuk industri bahan baku obat-obatan.

“Dalam beberapa minggu ini kelihatan sekali bahwa investor sangat positif. Setelah dua tahun banting tulang bereformasi, paket kebijakan demi paket kebijakan, investor akhirnya merespon dan kelihatan sekali bahwa diskusi dengan investor dialognya bergeser dari minat menjadi niat. Mulai bicara angka, lokasi, jadwal investasi. Jadi terasa sekali,” ujar Thomas saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Thomas proyek-proyek yang ditawarkan pemerintah mayoritas adalah proyek listrik. “Ada beberapa proyek pembangkit listrik raksasa yang nilainya miliaran dolar per proyek. Namun, saat ini investasi asing mulai beralih juga ke manufaktur,” katanya.

Adapun Presiden sempat menyebutkan sektor-sektor yang akan digarap habis-habisan yaitu industri substitusi impor dan usaha skala raksasa, baik petrochemical, baja, migas maupun pembangkit listrik.

“Sudah ada pergeseran sektor dari infrastruktur ke manufaktur, seperti besi baja, petrokimia, industri makanan minuman, alas kaki, mebel, dan juga sektor jasa,” kata Thomas.

Sementara negara-negara potensialnya, Thomas menyebut bahwa investor asing yang utama berasal dari Singapura, disusul Jepang, dan Korea Selatan. Selain itu BKPM juga memantau peluang Tiongkok dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×