kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Neraca perdagangan April diperkirakan surplus, tapi menyusut


Senin, 14 Mei 2018 / 20:01 WIB
Neraca perdagangan April diperkirakan surplus, tapi menyusut
ILUSTRASI. Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1)


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan April 2018 diperkirakan akan kembali mencatat surplus, setelah surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 1,09 miliar. Namun, surplus kali ini menyusut.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramal, surplus neraca dagang April 2018 hanya akan mencapai US$ 591 juta.

Mengecilnya surplus itu lanjut Josua, lantaran ekspor yang diproyeksi mencapai US$ 14,7 miliar atau naik 11,58% Year on Year (YoY) dan impor yang diperkirakan mencapai US$ 14,21 miliar atau naik 19,09% YoY.

Namun, angka ekspor dan impor tersebut turun dari Maret 2018 yang masing-masing tercatat US$ 15,58 miliar dan 14,49 miliar.

Menurut Josua, penurunan ekspor secara bulanan tersebut dipengaruhi oleh adanya beberapa harga komoditas yang mengalami penurunan. Utamanya, CPO, batubara, hingga karet. Meski harga minyak mentah dunia meningkat selama bulan April yang menjadi penyokong ekspor.

"Hal inilah yang menyebabkan surplusnya agak turun dari bulan sebelumnya," kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (14/5).

Selain itu, PMI Manufacturing Index China dan Jepang juga meningkat menjadi pertanda masih baiknya ekspor dalam negeri, meski Eropa belum terlalu kuat.

Dari sisi impor, penurunan secara bulanan terjadi seiring dengan berkurangnya impor bahan pangan, terutama beras. Penyebabnya, Indonesia masih memasuki masa panen raya di bulan lalu. "Tapi impor bahan baku dan barang modal masih mendominasi impor," tambahnya.

Menyusutnya surplus neraca dagang kali ini juga diperkirakan Josua akan berlanjut hingga ke Mei, seiring dengan peningkatan ekspor dan impor menjelang lebaran.

Menyusutnya surplus, terutama karena peningkatan impor yang lebih cepat dibanding ekspor karena meningkatnya permintaan domestik saat ramadan.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memproyeksi, secara YoY ekspor dan impor diperkirakan masing-masing tumbuh 12,3% dan 19,2% di April tahun ini. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan menyusut menjadi US$ 184 juta.

David bilang, kinerja impor masih lebih rendah dibanding bulan sebelumnya dan baru akan meningkat pada Mei ini. Sementara kinerja ekspor, masih cukup baik disokong oleh harga komoditas.



TERBARU

[X]
×