kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Negara-negara ini menyatakan serius berinvestasi ke ibukota baru


Kamis, 27 Februari 2020 / 17:59 WIB
Negara-negara ini menyatakan serius berinvestasi ke ibukota baru
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju menerima CEO Softbank Masayoshi Son (kedua kiri) bersama jajarannya, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/01/2020). Pertemuan tersebut membahas rencana Softbank untuk


Reporter: Abdul Basith, Lidya Yuniartha, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Kebijakan pemerintah Indonesia memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke ibukota baru ibarat bunga mekar yang dikelilingi lebah. 
Investor global baik swasta maupun negara beramai-ramai mendatangi pemerintah dan menyatakan minat untuk bergabung dalam menanamkan duit di ibukota baru.

Pemerintah mengklaim sudah ada sekitar 30 investor yang menyatakan minat untuk berinvestasi di ibukota negara yang baru atau ibukota baru.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan Rabu (26/2) menyebut dari 30 perusahaan besar yang ingin berinvestasi di ibukota baru. Hanya saja Luhut belum memberikan perincian detil siapa saja investor yang sudah menyatakan minat tersebut. 

Baca Juga: Banyak investor minat, pemerintah siapkan tiga skema pendanaan ibukota baru

Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebelumnya menebut ada sekitar delapan negara yang minat investasi di ibukota baru yakni Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, China, Singapura, Italia, juga Denmark. Hanya saja menurut catatan KONTAN, beberapa investor maupun negara yang disebut-sebut telah menyatakan minat berinvestasi di ibukota baru.

Salah satu negara yang belakang ini disebut-sebut berminat investasi ke ibukota baru adalah Arab Saudi. Memang belum ada komitmen resmi dari negara ini. Tapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pekan lalu secara langsung telah melobi negeri kiblat umat muslim ini untuk berinvestasi di ibukota negara baru.

Menkeu menyampaikan tawaran investasi Soverign Wealth Fund (SWF) saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al - Jadaan di Riyadh, Ahad (23/2). Menkeu mengklaim ada sambutan positif dari Al Jadaan meskipun belum ada perincian proyek apa yang merka minati.

Baca Juga: Investor sudah antre, berikut tahapan pemindahan ibukota dari Jakarta ke ibukota baru

Masih dari Timur tengah Uni Emirat Arab (UEA) juga disebut-sebut sebagai investor yang prospektif. Bahkan Keseriusan pemerintah untuk mengajak Uni Emirat Arab membangun ibukota negara baru, ditunjukkan secara khusus oleh Presiden Joko Widodo dengan mengangkat Sheikh Mohamed Bin Zayed (MbZ) Putra Mahkota Abu Dhabi Uni Emirat Arab sebagai penasehat di pengalihan ibukota baru ini. 

Selain MbZ presiden Jokowi juga mengangkat Masayosi Son, Chief Executive Officer Softbank sebagai penasehat pemerintah dalam pengalihan ibukota baru ini. Meskipun hingga saat ini keterlibatan pemerintah Jepang di proyek ibukota baru memang belum jelas seperti Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

SELANJUTNYA>>>

Calon investor kategori serius lainnya adalah International Development Finance Corporation (IDFC) dari Amerika Serikat. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan bahkan menyebut dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membahas prospek investasi dari investor negeri Paman Sam ke ibukota baru.

Bukti keseriusan lain investor dari Amerika Serikat itu karena Chief Executive Officer International Development Finance Corporation (IDFC) Adam Boehler pernah berkunjung ke Indonesia dan menemui Presiden Joko Widodo awal tahun ini. Salah satu pembicaraan dalam pertemuan tersebut mengenai prospek investasi di ibukota baru.

Baca Juga: Investor sudah antre, berikut tahapan pemindahan ibukota dari Jakarta ke ibukota baru

Negara lain yang terlihat serius untuk membawa investornya membangun ibukota baru Australia. Keterlibatan Australia di proyek ibukota baru diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga bilang minat tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat bertemu Presiden Joko Widodo awal Februari 2020 lalu.

"Perdana Menteri Australia mereka menunggu (SWF)ini, MBZ (Sheikh Mohamed Bin Zayed Putra Mahkota Abu Dhabi Uni Emirat Arab) juga menunggu SWF Indonesia kapan diterbitkan. Termasuk yang diminta Masayosi Son, (Chief Executive Officer Softbank dan juga pengarah Ibu Kota Negara baru)," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pekan lalu. 

Baca Juga: Menkeu jualan SWF ke Arab Saudi, ini penjelasan Menko Airlangga soal rencana SWF

Nantinya para investor yang ingin investasi di ibukota baru cukup datang ke Badan Otorita Ibukota tanpa harus lewat mekanisme normal yakni mendaftar ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pemerintah juga menyatakan membuka diri bagi semua calon investor baik negara, badan usaha milik negara, badan investasi pemerintah, maupun swasta baik nasional maupun swasta asing untuk join bergabung membangun investasi di ibukota negara yang baru.

Apalagi kebutuhan dana untuk membangun ibukota baru cuku besar yakni mencapai Rp 466 triliun. Rencananya pemerintah akan mengeluarkan bujet dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 96 triliunan. 

Sementara untuk swasta murni yang diharapkan masuk menggarap proyek di ibukota baru investasinya ditargetkan sekitar Rp 120 triliunan.
Lalu sisanya akan ditawarkan dengan mekanisme Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Proyeksi kebutuhan investasi yang akan dialokasikan untuk proyek KPBU mencapai Rp 265,2 triliun.

SELANJUTNYA>>>

Beberapa swasta yang menyatakan minat berinvestasi di ibukta baru adalah investor dari Jerman Siemens Groups. Siemens Group menyatakan ketertarikannya untuk terlibat dalam investasi di ibukota baru Indonesia di Kalimantan Timur. 

Saat ini Siemens sudah punya proyek pembangkit listrik terkait proyek Belt Road Initiative (BRI) mobile power plant 360 MW. Minat Siemens Group ini diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) Siemens Cedrik Neike kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat bertemu di Davos Swiss awal tahun ini.

Baca Juga: Meskipun sovereign wealth fund belum lahir investor asing sudah antre, siapa mereka?

Negara eropa yang juga minat investasi ke ibukota baru adalah Norwegia. Sebelumnya negara ini menyatakan minat untuk berinvestasi di bidang energi untuk mendukung ibukota baru. Hanya saja belum ada bentuk riil dari investasi tersebut termasuk siapa swata Norwegia yang akan terlibat di proek ini. 

Sementara Inggris, minat investor dari Iggris ini pernah diungkapkan oleh Bambang Brodojonegoro saat menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas medio 2019. Namun hingga kini belum ada kabar lanjutan soal rencana keterlibatan Inggris di proyek ibukota baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×