Reporter: Abdul Basith, Lidya Yuniartha, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Kebijakan pemerintah Indonesia memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke ibukota baru ibarat bunga mekar yang dikelilingi lebah.
Investor global baik swasta maupun negara beramai-ramai mendatangi pemerintah dan menyatakan minat untuk bergabung dalam menanamkan duit di ibukota baru.
Pemerintah mengklaim sudah ada sekitar 30 investor yang menyatakan minat untuk berinvestasi di ibukota negara yang baru atau ibukota baru.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan Rabu (26/2) menyebut dari 30 perusahaan besar yang ingin berinvestasi di ibukota baru. Hanya saja Luhut belum memberikan perincian detil siapa saja investor yang sudah menyatakan minat tersebut.
Baca Juga: Banyak investor minat, pemerintah siapkan tiga skema pendanaan ibukota baru
Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebelumnya menebut ada sekitar delapan negara yang minat investasi di ibukota baru yakni Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, China, Singapura, Italia, juga Denmark. Hanya saja menurut catatan KONTAN, beberapa investor maupun negara yang disebut-sebut telah menyatakan minat berinvestasi di ibukota baru.
Salah satu negara yang belakang ini disebut-sebut berminat investasi ke ibukota baru adalah Arab Saudi. Memang belum ada komitmen resmi dari negara ini. Tapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pekan lalu secara langsung telah melobi negeri kiblat umat muslim ini untuk berinvestasi di ibukota negara baru.
Menkeu menyampaikan tawaran investasi Soverign Wealth Fund (SWF) saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al - Jadaan di Riyadh, Ahad (23/2). Menkeu mengklaim ada sambutan positif dari Al Jadaan meskipun belum ada perincian proyek apa yang merka minati.
Baca Juga: Investor sudah antre, berikut tahapan pemindahan ibukota dari Jakarta ke ibukota baru
Masih dari Timur tengah Uni Emirat Arab (UEA) juga disebut-sebut sebagai investor yang prospektif. Bahkan Keseriusan pemerintah untuk mengajak Uni Emirat Arab membangun ibukota negara baru, ditunjukkan secara khusus oleh Presiden Joko Widodo dengan mengangkat Sheikh Mohamed Bin Zayed (MbZ) Putra Mahkota Abu Dhabi Uni Emirat Arab sebagai penasehat di pengalihan ibukota baru ini.
Selain MbZ presiden Jokowi juga mengangkat Masayosi Son, Chief Executive Officer Softbank sebagai penasehat pemerintah dalam pengalihan ibukota baru ini. Meskipun hingga saat ini keterlibatan pemerintah Jepang di proyek ibukota baru memang belum jelas seperti Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
SELANJUTNYA>>>