kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.280   30,00   0,18%
  • IDX 6.747   -55,82   -0,82%
  • KOMPAS100 996   -9,73   -0,97%
  • LQ45 768   -8,33   -1,07%
  • ISSI 211   -1,10   -0,52%
  • IDX30 399   -2,94   -0,73%
  • IDXHIDIV20 481   -2,69   -0,56%
  • IDX80 112   -1,15   -1,01%
  • IDXV30 118   -0,22   -0,18%
  • IDXQ30 131   -1,08   -0,82%

Menteri Perdagangan tolak tutup keran impor


Jumat, 28 Maret 2014 / 12:27 WIB
Menteri Perdagangan tolak tutup keran impor
ILUSTRASI. Sepanjang 10 bulan di 2022, dollar AS dan saham hasilkan cuan terbesar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pameran produk-produk pertanian tahunan atau Agrinex Expo 8 pagi ini, Jumat (28/3/2014) dibuka oleh Menteri Perdagangan (Mendag), M Lutfi. Dalam kesempatan tersebut Lutfi menyampaikan mengenai kemungkinan Indonesia menutup keran impor.

"Tadi malam saya ditelpon Rifda (Ketua Penyelenggara) untuk membuka Agrinex. Saya tanya, saya sebagai sopir pengganti (Gita Wirjawan), saya bicara apa? Rifda bilang, komitmen Menteri Perdagangan untuk menolak impor," kata Lutfi mengawali kisahnya.

"Pagi ini saya jawab, saya tolak permintaan Rifda," kata dia lagi.

Menurut Lutfi, ketika harga komoditas pertanian naik, nilai tukar petani tidak naik. Masalahnya, konsumen produk pertanian akan memilih produk dengan keunggulan komparatif tinggi.

Di sisi lain, Lutfi menyebut, beberapa waktu lalu sejumlah petani yang tergabung dalam asosiasi meminta harga yang lebih tinggi untuk produk mereka. "Mereka bilang atas nama 2 juta petani, minta harga lebih tinggi dari Singapura, Thailand. Saya bilang, Mendag atas nama 237 juta rakyat Indonesia menolak ketika harus membayar produk dengan efisiensi turun," jelas Lutfi.

Lutfi mengatakan, efisiensi dalam pertanian adalah hal penting jika tidak ingin terbelenggu impor.

Mengenai bagaimana caranya meningkatkan efisiensi produk, Lutfi menjelaskan, salah satunya bisa dilakukan dengan membangun resi gudang. Misalnya, kata dia, ketika panen raya cabe rawit, petani biasanya ingin hasil pertanian mereka dapat terjual secepatnya sebelum busuk.

Maka dalam hal ini Kementerian Perdagangan berperan menyediakan resi gudang untuk menyerap dan menyimpannya di cold storage. Dengan tidak adanya cabe rawit yang terbuang, artinya efisiensi meningkat. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×