Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, efisiensi anggaran yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto sejak awal masa pemerintahannya perlu dievaluasi secara objektif.
“Kita selalu melihat secara objektif bahwa efisiensi anggaran yang paling penting dievaluasi,” ujar Bhima dalam talkshow di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Baca Juga: Presiden Prabowo Targetkan Inflasi Terkendali di Level 2,5% dalam RAPBN 2026
Menurutnya, dorongan efisiensi ini sudah bergulir sejak awal kepemimpinan Presiden Prabowo, antara lain untuk mengantisipasi beban bunga utang dan jatuh tempo utang pemerintah yang nilainya cukup besar. Di sisi lain, penerimaan pajak juga dinilai melemah.
Bhima menyebut, penghematan belanja negara sebagian dialihkan ke program prioritas Prabowo, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, realisasi program ini masih minim.
“Nah yang paling penting begitu kemudian dialihkan, kecepatan untuk melakukan MBG, tapi juga pelibatan UMKM dalam MBG itu juga sama besarnya. Sekarang ini dari Rp 71 triliun anggaran MBG, realisasinya baru sekitar 7%,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika anggaran hasil efisiensi ingin optimal, pemerintah harus segera mengembalikannya ke masyarakat dalam bentuk program konkret.
“Kalau memang mau serius dengan anggaran hasil efisiensi, langsung dikembalikan lagi ke masyarakat. Itu akan menjamin tidak terlalu banyak gangguan dalam perekonomian,” tegas Bhima.
Baca Juga: Presiden Prabowo Pastikan Diskon Pajak Rumah Akan Tetap Dilanjutkan pada Tahun 2026
Anggaran MBG Bisa Tembus Rp 300 Triliun pada 2026
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa anggaran program MBG akan melonjak hampir dua kali lipat pada 2026, menembus Rp 300 triliun.
Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan alokasi tahun ini sebesar Rp 171 triliun untuk 82,9 juta penerima manfaat.
“Makan bergizi gratis tahun ini Rp 71 triliun, kita cadangkan tambahan Rp 100 triliun. Tahun depan, kalau 82,9 juta akan mendapatkan itu, (maka) lebih dari Rp 300 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah Refleksi Kemerdekaan RI 2025, yang disiarkan di YouTube Bank Indonesia, Rabu (13/8).
Selanjutnya: Presiden Prabowo Targetkan Penerimaan Pajak Capai Rp 2.357,7 Triliun pada Tahun 2026
Menarik Dibaca: Apakah Efektif Minum Teh Jati Cina untuk Diet Menurunkan Berat Badan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News