Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Berbagai kondisi bencana yang dialami tanah air di awal tahun mulai dari banjir dan erupsi gunung merapi membuat tekanan cukup signifikan pada inflasi. Masa panen yang biasanya terjadi di April dan selalu menyebabkan deflasi dikhawatirkan tidak terjadi di tahun ini.
Bank Indonesia (BI) melihat di tahun ini masih ada peluang untuk deflasi pada bulan April. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulverdi mengatakan ruang deflasi di beberapa kota di Indonesia masih ada. Tidak semua kota terkena bencana.
Memang akan ada penundaan masa panen yang terjadi di beberapa kota termasuk di Pulau Jawa yang banyak mengalami musibah. Namun penundaan masa panen di Jawa bisa ditutupi dengan daerah-daerah lain yang tidak terkena. Misalnya Sulawesi Tengah dan Selatan yang menjadi lumbung padi.
Percepatan penanggulangan bencana pun sudah dilakukan pemerintah. "Mungkin (deflasi) yang terjadi tidak terlalu tajam," ujar Doddy, Jumat (21/2). Sayangnya Doddy belum dapat memberikan prediksi lantaran hitung-hitungan masih berlangsung.
BI sendiri akan terus memantau perkembangan yang terjadi di lapangan. Sekedar catatan, setiap tahunnya rata-rata di bulan April selalu terjadi deflasi. Sebut saja di tahun 2013 deflasi April sebesar 0,1%.
April 2011 sebesar 0,31%. Hanya di 2012 tercatat terjadi inflasi sebesar 0,21%.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat panen raya tidak akan terlalu signifikan terjadi di tahun ini. Stabilisasi harga lebih banyak terjadi karena pemerintah membuka keran impor.
Karena itu, menurut David, gagal panen yang terjadi akan ditutupi dengan impor holtikultura yang dilakukan pemerintah. Keran impor yang dibuka ini akan berdampak negatif bagi beban neraca dagang.
Kalaupun inflasi terjadi di April, inflasi yang terjadi akan tipis. "Sekitar 0,1%," tandasnya. Hingga akhir tahun dirinya melihat inflasi akan berada di kisaran 5,7%. Inflasi ini berada dalam kisaran target BI yaitu 4,5% plus minus satu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News