Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada kuartal IV 2025, seiring meningkatnya arus modal asing (capital inflows) setelah investor global melihat perbaikan prospek ekonomi nasional.
“Saya yakin pada kuartal keempat nanti, setelah mereka melihat ekonomi kita menuju arah perbaikan, modal asing akan kembali masuk dan rupiah cenderung lebih kuat dibandingkan sekarang,” ujar Purbaya dalam konferensi pers, Selasa (14/10).
Transisi Kepemimpinan di Tengah Gejolak Sosial
Purbaya resmi menggantikan Sri Mulyani Indrawati bulan lalu di tengah gelombang protes nasional yang dipicu meningkatnya ketimpangan ekonomi dan terbatasnya lapangan kerja.
Sejumlah ekonom menilai pergantian ini merupakan langkah strategis untuk memulihkan kepercayaan publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Baca Juga: Purbaya: Minat Beli Investor Global Membaik, Tak Lama Lagi Asing Banyak Masuk ke RI
Dorong Likuiditas Melalui Penempatan Dana Pemerintah
Salah satu kebijakan pertama Purbaya adalah memindahkan Rp200 triliun (setara US$12,07 miliar) dana pemerintah dari Bank Indonesia ke lima bank milik negara. Langkah ini bertujuan meningkatkan likuiditas di sektor keuangan dan memperluas penyaluran kredit kepada dunia usaha.
Menurut Purbaya, kebijakan tersebut akan mulai berdampak signifikan pada kuartal IV tahun ini, dengan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menembus 5,5%, dan meningkat hingga 6% pada 2026.
Rupiah Masih Melemah, Tapi Potensi Penguatan Terbuka
Pada perdagangan Selasa (14/10) pukul 07.35 GMT, rupiah tercatat melemah tipis ke level Rp16.575 per dolar AS, dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Sepanjang tahun berjalan, rupiah menjadi salah satu mata uang emerging market terlemah di Asia, tertekan oleh penguatan dolar dan ketidakpastian global.
Namun, pemerintah optimistis tren ini akan berbalik seiring meningkatnya aliran investasi asing dan stabilisasi ekonomi domestik.
Defisit Anggaran dan Kinerja Fiskal
Purbaya melaporkan bahwa hingga September 2025, pemerintah mencatat defisit anggaran sebesar Rp371,5 triliun, atau setara 1,56% dari PDB, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu (1,1% dari PDB).
Pendapatan negara selama sembilan bulan pertama tahun ini turun 7,2% year-on-year menjadi Rp1.863,3 triliun, sedangkan belanja negara mencapai Rp2.234,8 triliun, atau 0,8% lebih rendah dibanding periode Januari–September 2024.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Buka Peluang Turunkan Tarif PPN pada Tahun 2026
Adapun proyeksi defisit anggaran sepanjang 2025 tetap berada di kisaran 2,78% dari PDB, sesuai dengan target kebijakan fiskal pemerintah.
Menjaga Keseimbangan Pemulihan dan Keberlanjutan Fiskal
“Data ini menunjukkan bahwa APBN tetap adaptif dan kredibel dalam menjaga keseimbangan antara pemulihan ekonomi dan keberlanjutan fiskal jangka menengah,” ujar Purbaya.
Ia menambahkan bahwa langkah-langkah pemerintah saat ini difokuskan pada mendorong pembiayaan produktif, memperkuat sektor riil, dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.
Selanjutnya: Bursa China Terkoreksi, Hang Seng Jatuh 7 Hari Beruntun di Tengah Memanasnya AS–China
Menarik Dibaca: Oreo Kolaborasi dengan Babymonster Bawa Energi Musik ke Camilan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News