kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.892   -22,00   -0,13%
  • IDX 6.645   10,89   0,16%
  • KOMPAS100 958   2,12   0,22%
  • LQ45 746   1,68   0,23%
  • ISSI 211   0,53   0,25%
  • IDX30 388   0,77   0,20%
  • IDXHIDIV20 467   0,79   0,17%
  • IDX80 109   0,35   0,32%
  • IDXV30 114   0,20   0,17%
  • IDXQ30 127   0,15   0,12%

Menkeu Ingatkan Pergeseran Arus Modal Bisa Bikin Negara Berkembang Tertekan


Kamis, 24 April 2025 / 10:43 WIB
Menkeu Ingatkan Pergeseran Arus Modal Bisa Bikin Negara Berkembang Tertekan
ILUSTRASI. Sri Mulyani Indrawati memperingatkan terkait meningkatnya tekanan terhadap negara-negara berkembang akibat pergeseran arus modal global. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperingatkan terkait meningkatnya tekanan terhadap negara-negara berkembang akibat pergeseran arus modal global. 

Hal ini, menurutnya, terjadi sebagai dampak lanjutan dari meningkatnya ketidakpastian ekonomi global di awal tahun 2025.

Sri Mulyani mengatakan bahwa ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang dipicu oleh kebijakan tarif impor baru dari AS telah menciptakan efek domino terhadap pasar global. 

Baca Juga: Sri Mulyani: Perang Dagang Menimbulkan Dampak Negatif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kebijakan tersebut telah menimbulkan perang tarif dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di AS dan China, tetapi juga secara global.

Situasi ini, kata Sri Mulyani, memicu peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan serta menimbulkan keraguan dalam tata kelola perdagangan dan investasi antarnegara. 

Akibatnya, para pelaku usaha dan investor cenderung mengambil sikap risk aversion, menjauhi risiko dan beralih ke aset-aset yang dianggap aman.

"Kebijakan dan ketidakpastian tersebut telah mendorong perilaku risk aversion atau penghindaran risiko dari para pelaku usaha termasuk pemilih modal," Ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4).

Pergeseran ini terlihat dari penurunan yield US Treasury dan pelemahan indeks dolar AS (DXY), di tengah meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate).

Baca Juga: Sri Mulyani: Tarif AS Bisa Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hingga 0,5%

Aliran modal dunia pun mulai mengalir keluar dari Amerika Serikat menuju aset keuangan yang dianggap aman di kawasan Eropa, Jepang, serta komoditas seperti emas.

Namun, di sisi lain, arus keluar modal dari negara-negara berkembang terus berlanjut. 

"Aliran keluar terjadi dari modal dari negara-negara berkembang yang berlanjut sehingga menimbulkan tekanan terhadap pelemahan mata uang di berbagai negara berkembang," pungkasnya.

Selanjutnya: Trump Kembali Lontarkan Kritik Terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell

Menarik Dibaca: 4 Jenis Investasi Menguntungkan dan Aman dengan Modal Kecil, Enggak Harus Nunggu Kaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×