Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia masih mencatat defisit sebesar US$ 1,16 sepanjang Januari lalu. Meski laju ekspor terus melambat, untungnya nilai impor pun ikut turun terutama impor migas yang selama ini membebani neraca dagang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (15/2) lalu, nilai impor Januari 2019 mencapai US$ 15,03 miliar atau turun 2,19% dibanding Desember 2018. Demikian pula jika dibanding Januari 2018, impor turun 1,83%.
Secara bulanan, impor non-migas turun tipis 0,004% menjadi US$ 13,34 miliar. Namun, impor migas mampu ditekan menjadi US$ 1,69 miliar atau turun 16,58% mom. Bahkan, ini merupakan nilai impor migas terkecil Indonesia dalam kurun 13 bulan terakhir.
BPS merinci, penurunan impor migas dipicu oleh turunnya seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah turun 3,27% menjadi US$15,4 juta, hasil minyak turun 20,98% menjadi US$280,5 juta, dan gas turun 18,34% menjadi US$39,9 juta.
Adapun secara volume, impor migas dan non-migas juga kompak menurun, masing-masing sebesar 11,68% menjadi 454.900 ton dan 2,88% menjadi 312.100 ton.
Penurunan volume impor migas disebabkan oleh turunnya volume impor hasil minyak 18,53% menjadi 453.400 ton dan gas 16,35% menjadi 82.300 ton.
Hanya saja, volume impor minyak mentah masih naik sebesar 8,55% atau 80.800 ton.
Menurut penggunaan barang, impor terhadap barang konsumsi dan barang modal mengalami penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan. Impor barang konsumsi sebesar US$ 1,22 miliar, turun 16,75% mom atau 10,39% yoy. Sementara, impor barang modal sebesar US$ 2,36 miliar, turun 12,1% mom atau 5,1% yoy.
Hanya impor barang baku/penolong yang mengalami kenaikan nilai impor 2,08% mom menjadi US$ 11,45 miliar. Namun, secara tahunan, nilai impor bahan baku juga turun tipis yakni 0,11%.
Jika ditilik dari harga agregat barang impor Indonesia sepanjang Januari, terdapat kenaikan 3,19% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan dipicu oleh naiknya harga agregat barang impor non-migas sebesar 2,96%.
Sementara, harga agregat barang impor migas turun 5,55%. Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, rata-rata harga agregat barang impor Indonesia juga turun 6,92%.
Secara keseluruhan, defisit sektor migas dalam neraca perdagangan Januari sebesar US$ 454,8 miliar, turun 51,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang defisit mencapai US$ 935,6 miliar.
Sebaliknya, sektor non-migas mencatat defisit hingga US$ 704,7 miliar, padahal Januari tahun sebelumnya berhasil mencetak surplus sebesar US$ 179,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News