kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Defisit neraca dagang Januari terburuk


Sabtu, 16 Februari 2019 / 16:17 WIB
Defisit neraca dagang Januari terburuk


Reporter: Benedicta Prima, Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren defisit neraca perdagangan Indonesia berlanjut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca dagang Januari 2019 mengalami defisit US$ 1,16 miliar.

Celakanya, angka tersebut merupakan defisit terbesar dibanding periode sama di tahun-tahun sebelumnya, setidaknya sejak 2002 silam. Di bulan yang sama, neraca perdagangan negara kita pernah mencetak defisit terburuk pada Januari 2014, tapi hanya sebesar US$ 430,6 juta.

Defisit yang menganga itu lantaran rapor perdagangan minyak dan gas bumi (migas) maupun nonmigas sama-sama merah. Sejatinya, kinerja ekspor dan impor Januari lalu sama-sama menurun. Cuma, penurunan ekspor jauh lebih besar dibanding impor.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memaparkan, nilai ekspor Januari 2019 sebesar US$ 13,87 miliar, turun 3,24% ketimbang bulan sebelumnya alias month to month (mtm), dan menyusut 4,7% secara year on year (yoy). Hampir semua sektor mengalami penurunan kinerja (lihat tabel). "Ekspor migas anjlok, semua produk mencatatkan penurunan penjualan," terang dia kemarin.

Penurunan ekspor migas terbesar berasal dari hasil pertambangan gas yang pada Januari hanya US$ 1,09 miliar, merosot 17,77% dibanding Desember 2018. Ekspor minyak mentah anjlok 77,25% menjadi US$ 72,1 juta.

Sedangkan impor hanya turun tipis secara bulanan, 2,19% menjadi US$ 15,03 miliar. Tapi secara sektor, impor bahan baku dan penolong masih meningkat dan merupakan kontributor utama impor.

Perang dagang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, kinerja ekspor Januari tahun ini buruk karena efek perang dagang China dengan Amerika Serikat. Sebab, keduanya duduk di peringkat 1 dan 2 sebagai negara tujuan ekspor kita.

Meski begitu, pemerintah bukan tanpa upaya menggenjot kinerja ekspor, terutama dalam jangka pendek. Beberapa hari lalu, pemerintah meluncurkan simplifikasi prosedur ekspor untuk kendaraan bermotor jadi (CBU). Menurut Darmin, pemerintah juga tengah merumuskan produk-produk andalan dari sektor manufaktur. Pemerintah ingin mendorong ekspor produk-produk itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×