Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID -Â JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat total transaksi perdagangan bilateral dalam mata uang lokal alias local currency swap (LCS) dengan Thailand dan Malaysia pada kuartal I-2019 mencapai US$ 83 juta atau setara Rp 1,19 triliun.
Transaksi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan total transaksi di periode yang sama tahun lalu yang tercatat mencapai US$ 13 juta atau setara Rp 179 miliar. Dalam hitungan Kontan.co.id data kuartal I-2019 menunjukkan peningkatan tajam hingga 538% secara tahunan.
Bila dirinci, total transaksi perdagangan melalui LCS menggunakan Baht (THB) mencapai US$ 13 juta setara Rp 185 miliar. Angka tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat US$ 7 juta setara Rp 96 miliar.
Sementara untuk transaksi LCS menggunakan Ringgit (MYR) mencapai US$ 70 juta setara Rp 1 triliun, meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat US$ 6 juta atau setara Rp 83 miliar.
"Sejak itu, terdapat peningkatan penggunaan mata uang lokal untuk penyelesaian transaksi perdagangan bilateral seiring dengan penurunan marjin kurs valuta asing," jelas BI melalui rilis yang dikutip Kontan.co.id, Jumat (5/4).
Sekadar informasi, BI, Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas, dan Bank of Thailand (BoT) sepakat untuk terus mendorong penggunaan LCS untuk transaksi perdagangan di empat kawasan tersebut. Komitmen empat bank sentral tersebut disepakati di tengah rangkaian pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN (ASEAN Finance Minister & Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM) pada hari ini (5/4) di Chiang Rai, Thailand.
Selain itu, BI dan BoT juga sepakat untuk mengeksplorasi kemungkinan perluasan cakupan LCS framework yang telah berjalan saat ini. Komitmen tersebut merupakan rangkaian pencapaian atas penandatanganan dua Nota Kesepahaman antara BI-BNM dan BI-BoT untuk mendorong penyelesaian transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal masing-masing negara pada tahun 2016.
Kerjasama tersebut akan memberikan manfaat bagi pelaku usaha melalui pengurangan biaya transaksi dan peningkatan efisiensi dalam settlement perdagangan. Selain itu, hal tersebut juga akan memberikan lebih banyak opsi bagi pelaku usaha dalam memilih mata uang untuk penempatan transaksi perdagangan, sehingga mengurangi risiko nilai tukar terutama di tengah kondisi pasar keuangan global saat ini yang masih bergejolak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News