Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto bakal segera meresmikan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih (KMP) pada Senin 21 Juli 2025.
Melihat hal ini, Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menjelaskan bahwa koperasi merupakan badan usaha yang muncul dari akar rumput, di mana dimiliki dan di mulai oleh rakyat serta keuntungan pun dinikmati rakyat.
“Pendekatan Koperasi Merah Putih berbeda, sifatnya top down, harus dipastikan jangan sampai KMP justru bertentangan dengan dan mereduksi nilai-nilai koperasi,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (20/7).
Wijayanto mengungkapkan, jika Kopdes Merah Putih ini tak menciptakan aktivitas ekonomi baru, maka kehadirannya justru berpotensi mengambil alih usaha yang selama ini telah dijalankan UMKM maupun swasta dan koperasi yang tumbuh secara organik.
Baca Juga: Prabowo Siap Meluncurkan Koperasi Merah Putih
“Selama KMP tidak menciptakan bisnis baru, yang terjadi adalah diversion saja, perpindahan bisnis dari satu pelaku ke KMP, bukan pertumbuhan. Idealnya KMP tidak dikembangkan secara top down, karena selain tidak sesuai dengan filosofi koperasi, potensi gagal sangat tinggi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih bukanlah proyek bagi-bagi uang.
Program ini merupakan inisiatif pemberdayaan ekonomi masyarakat desa yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan ditargetkan menjangkau 80.000 desa di seluruh Indonesia.
“Koperasi ini adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tidak ada uang yang dibagi-bagi,” tegas Zulhas dalam Forum Group Discussion (FGD) di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (16/7).
Zulhas menjelaskan, pembentukan Kopdes akan dilakukan terlebih dahulu. Setelah itu, masyarakat akan dipetakan dan dipilihkan sektor usaha yang paling sesuai dan potensial di desa masing-masing.
Baca Juga: Koperasi Merah Putih Bakal Diresmikan Presiden di Klaten 19 Juli 2025
Selama 1 hingga 3 tahun, anggota Kopdes akan mendapatkan pendampingan intensif dari tim Satuan Tugas (Satgas) Kopdes Merah Putih, mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota.
Menurut Zulhas, Kopdes Merah Putih memiliki potensi kerja sama dengan berbagai BUMN dalam sejumlah lini usaha strategis, seperti: Agen atau penyalur pupuk, Agen LPG, Gerai sembako, Agen BRILink, BNI Agen46, dan Mandiri Agen, Layanan logistik Pos Indonesia, Penyaluran bantuan pemerintah, Penyerapan gabah petani, dan Apotek obat murah.
“BRI punya 1,2 juta BRILink. Kita minta 80.000 di antaranya berkantor di Kopdes. Ini agar bisa membina desa, mendekatkan ke perbankan, menghapus rentenir dan pinjaman online ilegal,” terang Zulhas, yang juga menjabat Ketua Satgas Nasional Kopdes Merah Putih.
Zulhas menambahkan, jika diperlukan, Kopdes juga akan difasilitasi akses pembiayaan dari perbankan dalam bentuk plafon pinjaman.
Baca Juga: Koperasi Merah Putih Bakal Diresmikan Prabowo di Klaten pada 19 Juli 2025
Kopdes Merah Putih rencananya akan diluncurkan secara resmi oleh Prabowo pada 21 Juli 2025. Dalam peresmian tersebut, pemerintah akan menampilkan contoh (mockup) Kopdes sebagai gambaran model koperasi yang akan dikembangkan.
Zulhas juga memastikan bahwa hingga saat ini pembangunan Kopdes Merah Putih belum menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Jadi masih menggunakan modal sendiri. Belum ada anggaran dari APBN. Supaya jelas, tidak ada bagi-bagi uang,” tandasnya.
Selanjutnya: Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BNI dan CRM pada Tahun 2025
Menarik Dibaca: Samsung Z Fold 6 dengan Layar Dua Mode, Bisa jadi Smartphone Sekaligus Tablet
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News