kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemperin upayakan insentif untuk investor yang masuk industri hilir rumput laut


Rabu, 10 Juli 2019 / 18:59 WIB
Kemperin upayakan insentif untuk investor yang masuk industri hilir rumput laut


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kementerian Perindustrian (Kemperin) mengusulkan insentif untuk menarik minat investor untuk mengembangkan industri hilir rumput laut. Berdasarkan Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan Industri Rumput Laut Nasional Tahun 2018-2021, pemerintah mendorong pengembangan industri rumput laut. Hal itu untuk memberikan nilai tambah bagi rumput laut Indonesia.

"Kemperin telah mengusulkan pemberian insentif tax allowance untuk industri semi refined carrageenan (SRC) dan refined carrageenan (RC)," ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemperin Abdul Rochim saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (10/7).

Hilirisasi menjadi hal yang penting dalam roadmap pengembangan industri rumput laut. Hilirisasi didorong minimal sampai produk karaginan. Berdasarkan roadmap, terdapat 5 sektor yang dikembangkan sebagai produk hilir rumput laut. Antara lain Pangan, Pakan, Pupuk, Produk Farmasi, dan Produk Kosmetik (5P).

Sementara itu Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai investasi untuk industri hilir rumput laut cukup besar. Wakil Ketua Umum Kadin bidang kelautan dan perikanan Yugi Prayanto bilang investasi bisa mencapai milyaran rupiah.

Besarnya investasi menyulitkan industri dalam negeri untuk masuk. Meski ada potensi bagi investasi asing, Yugi menuturkan perlu disesuaikan dengan industri dalam negeri agar tidak saling mematikan. "Kita juga mesti berpikir pola, kalau investasi asing jangan mematikan penamaman modal dalam negeri (PMDN)," terang Yugi.

Perlu ada sinergi dan saling isi antar industri tersebut. Selain itu perlu juga peninjauan terhadap produksi hulu dan hilir yang ada saat ini karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×