kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Daya Saing Digital Indonesia di 2025 Merosot Tajam ke Peringkat 51


Selasa, 04 November 2025 / 12:09 WIB
Diperbarui Selasa, 04 November 2025 / 13:43 WIB
Daya Saing Digital Indonesia di 2025 Merosot Tajam ke Peringkat 51
ILUSTRASI. Posisi Indonesia di 2025 World Digital Competitiveness Ranking merosot tajam, ke peringkat 51


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia getol mendorong perkembangan teknologi dan akal imitasi (AI). Kendati begitu, peringkat daya saing Indonesia di bidang teknologi digital justru merosot.

Ini terlihat dari 2025 World Digital Competitiveness Ranking yang disusun oleh Institute for Management Development (IMD), dipublikasikan Selasa (4/11). Posisi Indonesia di 2025 merosot tajam, ke peringkat 51.

Sementara di 2024, Indonesia masih berada di peringkat 43. Ini merupakan peringkat terbaik Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Sejak 2021, sejatinya peringkat daya saing Indonesia di bidang digital terus naik, dari peringkat 53 di 2021 hingga mencapai 43 di 2024. Peringkat Indonesia di 2025 ini sama dengan peringkat Indonesia di 2022 silam.

Baca Juga: Prabowo: Teknologi AI Mampu Atasi Kemiskinan dan Dorong Swasembada Pangan

Indikator-indikator kesiapan digital di Indonesia yang dicatat IMD juga menunjukkan penurunan. Peringkat Indonesia pada indikator pengetahuan (knowledge) turun dari 53 di 2024 jadi 62 di 2025.

Indikator talenta Indonesia juga turun 23 peringkat ke posisi 50. IMD mencatat Indonesia mengalami penurunan di hampir semua indikator talenta, kecuali indikator evaluasi pendidikan PISA-matematika yang membaik.

Indikator pengalaman internasional, pengelolaan perkotaan, keahlian digital/teknologi, personel asing berkeahlian tinggi, periset wanita, dan penyerapan tenaga kerja teknikal dan ilmiah semua turun.

Baca Juga: KTT APEC 2025: Indonesia Bawa Isu Digitalisasi UMKM hingga AI Beretika

Sementara indikator pendidikan dan pelatihan turun 2 peringkat ke posisi 65. Di segmen ini, indikator pelatihan pekerja, belanja publik untuk pendidikan, dan prestasi pendidikan semuanya turun. Indonesia hanya mencatat kenaikan di indeks edukasi pendidikan komputer, yang naik 5 peringkat ke posisi 47.

Tapi di indikator konsentrasi ilmiah, Indonesia mencatatkan kenaikan peringkat hingga 7 tingkat ke 53. Indonesia mendapat poin positif di indikator publikasi produktivitas riset dan pengembangan serta penggunaan robot di edukasi serta riset dan pengembangan.

Tapi, poin Indonesia di perolehan paten teknologi tinggi dan belanja riset dan pengembangan masih rendah.

Indonesia juga mencatatkan penurunan peringkat di indikator teknologi, dari posisi 40 di 2024 jadi posisi 48 di 2025. Kerangka kerja peraturan, kerangka kerja teknologi, dan permodalan semuanya mencatatkan penurunan.

Baca Juga: Hari Santri 2025, Buka Link Pintar.kemenag.go.id untuk Daftar Pelatihan Medsos & AI

Daya saing Indonesia dari sisi kemudahan memulai bisnis digital tercatat menurun. Regulasi seputar penelitian ilmiah juga dianggap belum siap. Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual juga dianggap masih rendah. Tapi, Indonesia dianggap memiliki hukum imigrasi yang bagus.

Peringkat kesiapan Indonesia di masa depan untuk bersaing di bidang teknologi digital juga merosot. Di 2024 peringkat Indonesia masih di 30, kini turun hingga peringkat 43.

IMD mencatat, untuk memperbaiki posisi, Indonesia perlu mengintegrasikan peta strategis dari hulu hingga hilir pengolahan. Selain itu, perlu ada pengembangan tenaga kerja produktif yang meningkatkan daya saing dalam ekonomi global.

Indonesia juga perlu meningkatkan kontribusi sektor riil keuangan dan pertumbuhan lembaga non-perbankan dan meningkatkan nilai tambah melalui hubungan diaspora dan pengembangan riset.

Selanjutnya: Aptrindo: Larangan Truk ODOL di Jabar 2026 Dapat Timbulkan Ketidakpastian Logistik

Menarik Dibaca: Oppo Find X9 Ultra Pakai Baterai Sel Ganda yang Lebih Besar dari Find X8 Ultra

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×