Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selain FTA, Indonesia juga berpartisipasi aktif dan memanfaatkan forum-forum multilateral seperti World Trade Organization (WTO), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Developing-8 (D8), G20, dan organisasi multilateral lainnya untuk membangun jaringan sumber daya sekaligus memperjuangkan kepentingan industri nasional.
Menurut Eko, peran serta Indonesia dalam FTA sedikit banyak memengaruhi kinerja perdagangan Indonesia, khususnya ekspor. Sebagai tulang punggung ekspor Indonesia, kontribusi ekspor sektor industri mencapai US$ 131,13 miliar atau 80,30% terhadap total ekspor nasional yang menembus US$ 163,30 miliar sepanjang tahun 2020 dan mencatat surplus sebesar US$ 14,17 miliar untuk kinerja perdagangan sektor industri.
Hal ini merupakan surplus terbesar sektor industri Indonesia dalam hampir 10 tahun terakhir dan berkah tersendiri di tengah masa pandemi yang menghantam sektor industri tanah air pada awal tahun 2020 hingga sekarang.
Oleh karena itu, FTA yang telah dan akan disepakati Indonesia dengan negara mitra harus memberikan manfaat yang maksimal untuk negara, terutama untuk meningkatkan ekspor produk nasional ke pasar negara mitra.
Baca Juga: Kemenperin dorong peluang kerja sama Indonesia dan Uzbekistan di industri pupuk
”Seyogyanya peluang akses pasar tersebut kita tangani bersama dan dimanfaatkan secara maksimal, karena akses liberalisasi perdagangan yang telah diperoleh Indonesia sangat besar, dan rata-rata mitra FTA Indonesia telah meliberalisasi mayoritas bea masuknya untuk produk Indonesia,” papar Eko.
Ia menambahkan, lebih dari 90% dari jumlah pos tarif negara mitra sudah nol. Alhasil, akses pasar yang luar biasa ini harus dimanfaatkan secara maksimal guna mendorong kinerja ekspor Indonesia khususnya untuk produk industri.
Selanjutnya: Bukalapak dikabarkan segera IPO, begini tanggapan BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News