CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kemendag Kaji Soal Rencana Ekspor Herbal Kratom


Jumat, 01 September 2023 / 17:16 WIB
Kemendag Kaji Soal Rencana Ekspor Herbal Kratom
ILUSTRASI. Seorang warga memperlihatkan daun pureng atau daun kratom (Mitragyna speciosa) saat proses penjemuran di kawasan Desa Simpang Peut, Kecamatan Arongan Lam Balek, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (5/10/2019). Sejak beberapa bulan terakhir harga jual daun kratom naik dari Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 10.000 per kilogram seiring meningkatnya permintaan untuk pembuatan obat tradisional. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana membuka keran ekspor tanaman herbal kratom. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi mengatakan bahwa saat ini Kemendag masih melakukan kajian di lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait rencana tersebut. 

"Katanya kan ada mengandung psikotropika, tapi kan masih dalam kajian ini belum selesai. Ada diskusi dengan BNN dan kementerian semuanya," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional saat ditemui Kontan di kantor Kementerian Perdagangan, Jumat, (1/9). 

Diketahui, kratom merupakan tanaman herbal yang memiliki kandungan psikotropika yang masuk kategori narkotika golongan I. 

Baca Juga: Kemendag Inisiasi Penandatanganan Kerjasama, Pacu Ekspor &Daya Saing Produk Alas Kaki

Didi mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan izin ekspor apabila tanaman herbal kratom ini sudah mendapat persetujuan ekspor dari lintas K/L. 

Didi pun menyebut potensi ekonomi dari ekspor kratom ini sangat besar. Untuk itu Kemendag berinisiatif mengusulkan rencana ekspor tanaman tersebut. 

"Itu lumayan besar ya potensi ekonominya. Dari sisi SDA kita cukup banyak, terutama di Kalimantan. Pasarnya juga terbuka ya, Amerika Serikat yang paling besar," ujarnya. 

Sebelumnya, rencana ekspor kratom sendiri dinyatakan pertama kali oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas. 

Zulhas menyebut tidak ada larangan atas ekspor daun tersebut. Apabila nantinya menjadi masalah bagi negara pengimpor, ia tidak peduli akan hal tersebut.

Daun kratom potensial menjadi komoditas ekspor yang menguntungkan. Zulhas bilang petani tanaman tersebut dapat panen dolar dari ekspor. 

Baca Juga: Mengukur Prospek Pembentuk Bursa CPO Terhadap Harga CPO Dunia

"Bahwa nanti penggunaannya salahkan bukan kita, tapi (negara) yang sana. Yang penting, petani dapat dolar, senang, makmur, nggak apa-apa,” tutur Zulhas.

Asal tahu saja, Kratom merupakan tanaman herbal yang tumbuh di wilayah Kalimantan. Daun ini biasanya digunakan untuk teh atau diolah menjadi suplemen yang bermanfaat untuk membantu mengurangi rasa nyeri, meningkatkan kesehatan kulit, dan menaikkan libido.

Tetapi efeknya samping penggunaan kratom cukup membahayakan bila tidak sesuai takaran.

BNN menyatakan, kratom belum diatur dalam Undang-Undang (UU) Narkotika sehingga regulasi pemerintah daerah pun belum bisa membatasi penggunaan kratom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×