Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat luas lahan padi yang mengalami puso selama bulan April-Juli 2015 mencapai seluas 19.724 hektare (ha).
Puso disebabkan kekeringan, banjir dan organisme penganggu tanaman (OPT).
Kekeringan menyumbangkan puso tertinggi yakni seluas 10.696 ha, khususnya di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Barat (Jabar) yang puncaknya berlansung pada bulan Juni.
Sementara di posisi kedua puso disumbangkan OPT seluas 5.320 ha yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel), Jatim dan Sulawesi Tenggara (Sulteng) yang mencapai puncaknya pada bulan Juli.
Puso karena banjir seluas 3.708 ha yang terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel), Jateng dan Jatim yang tertinggi terjadi pada bulan Juni.
Puso kali ini merusak 0,44% dari total luas tanam padi tahun 2015 sebesar 4.529.751 ha.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kemtan Dwi Iswari menuturkan pemerintah telah melakukan sejumlah langkah untuk menekan dan meminimalisir meluasnya lahan yang mengalami puso.
Salah atu langkah yang dilakukan adalah mengendalikan serangan OPT, banjir dan kekeringan.
Menurutnya, sampai saat ini, Kemtan berupaya mencegah terkena puso lahan tanaman padi seluas 612.836 ha yang berpotensi diserang OPT.
"Kemtan juga merealisasikan pelaksanaan penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) skala luas yang bersumber dari dana APBN dan APBN-P," terang Dwi, Kamis (20/8).
Dwi menjelaskan, dana PHT skala luas diambil dari APBN untuk tanaman padi sebanyak 82 unit atau seluas 2.050 ha yang total mencapai 57,75% dari rencana 142 unit atau seluas 3.550 ha.
Sementara jagung sebanyak 6 unit atau seluas 90 ha yang mencapai 66,67% dari rencana 9 unit atau seluas 135 ha. Demikian juga kedelai sebanyak 7 unit atau seluas 70 ha mencapai 63,64% dari rencana 11 unit seluas 110 ha.
Kemtan juga telah melakukan realisasi pelaksanaan penerapan PHT skala luas yang bersumber dari dana APBN-P untuk tanaman padi sebanyak 63 unit atau seluas 1.575 ha mencapai 19,38% dari rencana 325 unit atau seluas 8.125 ha, jagung sebanyak 2 unit atau seluas 30 ha mencapai 15,38% dari rencana 13 unit atau seluas 195 ha dan kedelai belum ada realisasi dari rencana 5 unit atau seluas 50 ha.
Dwi juga mengklaim Kemtan telah meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap perkembangan luas serangan OPT, banjir dan kekeringan. Penyerahan Cadangan Benih Nasional (CBN) pun akan terus dilakukan Kemtan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News