kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.623   41,00   0,25%
  • IDX 8.128   -41,58   -0,51%
  • KOMPAS100 1.108   -6,57   -0,59%
  • LQ45 779   -6,24   -0,79%
  • ISSI 288   0,04   0,02%
  • IDX30 409   -3,43   -0,83%
  • IDXHIDIV20 459   -4,14   -0,89%
  • IDX80 122   -0,78   -0,63%
  • IDXV30 132   -0,39   -0,29%
  • IDXQ30 128   -1,00   -0,78%

Kejar Target Pertumbuhan 8%, Pemerintah Maksimalkan Ekonomi Syariah


Rabu, 08 Oktober 2025 / 11:42 WIB
Kejar Target Pertumbuhan 8%, Pemerintah Maksimalkan Ekonomi Syariah
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers di sela Pertemuan Komite Negosiasi ASEAN DEFA ke-14 di Jakarta, Selasa (7/10/2025). Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan ekonomi syariah dapat menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 mendatang. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah mengoptimalkan potensi ekonomi syariah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan ekonomi syariah dapat menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

“Bapak Presiden menargetkan pertumbuhan 8%, dan untuk itu seluruh potensi ekonomi perlu dioptimalkan, termasuk ekonomi syariah yang bisa menjadi salah satu engine pertumbuhan,” ujar Airlangga dalam tutur Perry dalam agenda Indonesia Sharia Economic fertival (ISEF) 2025, Rabu (8/10/2025).

Baca Juga: Ekonomi Syariah Tahun 2025 Ditargetkan Tumbuh 4,8%-5,6%, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

Menurut Airlangga, ekonomi dan keuangan syariah merupakan pilar penting yang sedang dibangun pemerintah. Dalam State of the Global Islamic Economic Report, Indonesia menempati peringkat ketiga ekonomi syariah global.

Untuk mengembangkan sektor ini, Airlangga menyebut sejumlah industri potensial, antara lain fashion muslim, pariwisata ramah muslim, serta kosmetik dan farmasi halal.

Di sektor pakaian, misalnya, permintaan global terhadap busana muslim diperkirakan mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 289 triliun.

Sementara itu, di industri makanan dan minuman halal, Indonesia menonjol karena menjadi satu-satunya negara yang menerapkan prinsip syariah secara penuh.

Baca Juga: Indonesia Naik ke Peringkat 3 Ekonomi Syariah Dunia, BI Optimistis Jadi Pusat Global

Jika di negara lain label halal bersifat opsional, di Indonesia produk halal menjadi kewajiban. Nilai ekonomi sektor ini, termasuk seluruh rantai produksinya, diperkirakan mencapai US$ 109 miliar atau sekitar Rp 1.000 triliun.

Airlangga menegaskan, dengan memperkuat kepatuhan syariah, Indonesia berpotensi naik dari posisi ketiga menjadi peringkat pertama ekonomi syariah dunia dalam waktu dekat.

“Ini PR kita bersama. Nanti kita dengar Gubernur Bank Indonesia tahun depan deklarasi nomor satu,” pungkasnya.

Selanjutnya: Akselerasi Industri Kreatif, Bank Mandiri Dukung Pasar Seni ITB 2025

Menarik Dibaca: Biar Tetap Nyaman di Cuaca Ekstrem, Ini Pilihan AC Baru dari Modena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×