kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

BI: Ekonomi Syariah Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, Tapi Aset Perbankan Syariah 7,35%


Rabu, 13 Agustus 2025 / 15:46 WIB
BI: Ekonomi Syariah Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, Tapi Aset Perbankan Syariah 7,35%
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti 


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyatakan, ekonomi syariah Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dan kini menempati peringkat tiga besar dunia, berdasarkan State of Global Islamic Economics Report 2024 - 2025. 

Meski demikian, porsi keuangan syariah di Indonesia dinilai masih perlu diperkuat agar bisa menyeimbangi besarnya permintaan.

"Demandnya sudah ada, sektornya sudah bergerak. Tinggal bagaimana suplainya yaitu dalam hal ini keuangannya, itu harus bersama-sama kita kembangkan,” kata Destry dalam Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah, Rabu (13/8/2025).

BI mencatat, total aset perbankan syariah per Juli 2025 baru mencapai Rp940 triliun atau 7,35% dari total aset perbankan nasional. Di pasar uang, rata-rata harian transaksi pasar uang syariah hanya sekitar Rp 2 triliun, atau 4% dari rata-rata transaksi pasar uang total sebesar Rp 50 triliun.

Baca Juga: Gubernur BI Ungkap Strategi Perkuat Posisi Indonesia di Keuangan Syariah Dunia

Menurut Destry, kondisi ini justru menjadi peluang besar untuk mengembangkan sektor keuangan syariah. Salah satunya melalui inovasi produk yang mempermudah akses masyarakat, seperti yang salah satunya dilakukan Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan memecah sukuk menjadi nominal kecil sehingga bisa dibeli ritel.

Ia menegaskan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah memerlukan sinergi seluruh pihak, mulai dari regulator, akademisi, pelaku industri, hingga organisasi masyarakat seperti MUI, DSN, Muhammadiyah, dan NU.

Baca Juga: Indonesia Pertahankan Peringkat 3 dalam Ekonomi Syariah Global, Unggul di Bidang Ini

Destry juga mengingatkan bahwa persaingan global semakin ketat. Sejumlah negara non-Muslim, seperti Filipina dan Rusia, telah menyatakan ambisi menjadi pusat ekonomi syariah dan melibatkan langsung pimpinan negara dalam pengembangannya.

“Nilai-nilai universal dalam Islam, seperti inklusifitas, keberlanjutan, dan keadilan, sangat relevan bagi semua umat di dunia. Bahkan di program pensiun kami, 55% peserta termasuk non-Muslim, lebih memilih skema syariah karena dianggap lebih stabil,” ujarnya.

Baca Juga: BI dan Kemenkeu Bidik Indonesia Peringkat Pertama Keuangan Syariah di Dunia

Selanjutnya: KPK Geledah Kantor Ditjen PHU Kemenag Terkait Kasus Korupsi Kuota Haji 2024

Menarik Dibaca: Begini Cara Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) Kata Kemenkes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×