kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Ini Rincian Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam RAPBN 2026, Target Pendapatan Naik


Minggu, 07 September 2025 / 11:06 WIB
Ini Rincian Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam RAPBN 2026, Target Pendapatan Naik
ILUSTRASI. Pemerintah dan DPR sudah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro untuk RAPBN 2026 dengan target pendapatan naik jadi Rp 3.153,6 triliun


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) untuk Tahun Anggaran 2026. Target pendapatan negara ditetapkan naik sebesar Rp 5,9 triliun menjadi Rp 3.153,6 triliun.

Kenaikan Pendapatan Negara ini berasal dari komponen Kepabeanan dan Cukai yang mengalami kenaikan Rp 1,7 triliun sementara target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya dari Kementerian dan Lembaga naik Rp 4,2 triliun.

Dengan demikian, total target penerimaan Kepabeanan dan Cukai untuk tahun 2026 naik menjadi Rp 336 triliun, sedangkan total PNBP naik menjadi Rp 459,2 triliun.

Ketua Banggar Said Abdullah menyebut peningkatan target Pendapatan Negara sebesar Rp 5,9 triliun itu akan dimanfaatkan untuk cadangan belanja negara Rp 5,2 triliun dan cadangan anggaran pendidikan Rp 0,7 triliun.

Ia menjabarkan, kriteria pemanfaatan belanja tersebut adalah sesuai dengan prioritas Presiden, fungsi utama yang belum dialokasi, dan berdampak terhadap perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Strategi DPR-Pemerintah Genjot Penerimaan Negara Rp3.147 Triliun di RAPBN 2026

Selain itu, Pemerintah yang dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, dan Banggar DPR pada rapat Kamis (7/9/2025) juga menyepakati Asumsi Dasar Ekonomi Makro sebagai berikut:

  • Pertumbuhan Ekonomi : 5,4%
  • Inflasi : 2,5%
  • Nilai tukar rupiah : Rp 16.500,0 per Dolar AS
  • Suku bunga SBN 10 tahun : 6,9%
  • Harga minyak mentah Indonesia : US$ 70,0 per barel
  • Lifting migas : 1,594 juta barel/hari
  • Lifting minyak bumi : 610.000 barel/hari
  • Lifting gas bumi : 984.000 barel setara minyak/hari
  • Sasaran Pembangunan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka : 4,44% - 4,96%
  • Angka Kemiskinan : 6,5% - 7,5%
  • Angka Kemiskinan Ekstrem : 0% - 0,5%
  • Rasio Gini : 0,377 - 0,380
  • Indeks Modal Manusia : level 0,57
  • Indeks Kesejahteraan Petani : level 0,7731
  • Proporsi Penciptaan Lapangan Kerja : 37,95%
  • Serta Pendapatan Nasional per Kapita (GNI) : US$ 5.520 

Selanjutnya: Isu PHK Massal Gudang Garam, Saham GGRM Sempat Bayar Dividen Rp 500 Per Saham

Menarik Dibaca: Simak 8 Inspirasi Desain Intim dari Serial Netflix How to Build a Sex Room

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×