kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ini pesan ekonom AS untuk Pemerintah Indonesia


Senin, 11 November 2013 / 18:48 WIB
Ini pesan ekonom AS untuk Pemerintah Indonesia
ILUSTRASI. Penyewaan kendaraan untuk pertambangan PT Transkon Jaya Tbk (TRJA) di Kalimantan Timur.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kebijakan fiskal yang dikeluarkan pemerintah selama ini dinilai cukup ampuh untuk menangkis dampak kondisi ekonomi global.

Menurut profesor ilmu ekonomi dari Amerika Serikat Nouriel Rubini, kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil dibanding negara-negara emerging market lainnya seperti Brazil dan India.

Meski begtu, kebijakan pengetatan fiskal dan moneter yang selama ini dilakukan pemerintah, menurut Roubini tetap perlu dilakukan.

Sebab, masalah utama yang dihadapi Indonesia belum juga berakhir yaitu current account deficits atau defisit neraca transaksi berjalan.

Asal Anda tahu, Nouriel merupakan ekonom yang mampu meramalkan dengan tepat, krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008.

Selain harus menjaga kebijakan fiskal dan moneter ketat atau tightening, pemerintah juga harus meningkatkan investasi yang masuk.

Terutama, untuk Foreign Direct Investment, pemerintah harus menggenjot lebih kuat.  “Kebijakan investasi memang sudah cukup terbuka, tapi perlu ditingkatkan,” ujar Nouriel.

Meskipun current account deficits dinilai harus dengan kebijakan fiskal yang ketat, Roubini menilai pemerintah juga harus tetap menjaga belanja sosial.

Tujuannya, agar pelayanan terhadap masyarakat semakin baik, dan daya beli masyarakat tetap dijaga. Bukan hanya belanja sosial, Nouriel juga menilai belanja modal atau investment spending pemerintah harus tetap dijaga.

Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi harus tetap dijaga supaya upaya menekan current account deficits tidak berdampak terhadap masyarakat.

Jika hal ini dilakukan, Indonesia akan lebih siap lagi menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa yang akan datang. Alasannya, semua hal itu merupakan masalah strukrtural yang dihadapi Indonesia.

Untuk meraih pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, Indonesia juga harus memperbaiki infrastruktur seperti telekomunikasi dan energi.

Investasi swasta juga harus didorong agar dapat mencapai pertumbuhan sebesar 7%. Masalah korupsi juga menjadi salah satu perhatian Roubini. Menurutnya, demo buruh, korupsi, dan birokrasi merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×