kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Ini faktor penentu pertumbuhan ekonomi pada 2021


Rabu, 29 Juli 2020 / 19:28 WIB
Ini faktor penentu pertumbuhan ekonomi pada 2021
ILUSTRASI. Bongkar muat di Terminal Peti Kemas (TPK) yang dikelola Pelindo 1.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.Dua ekonom yang dihubungi Kontan.co.id sependapat bahwa ekonomi tahun ini akan menentukan kondisi ekonomi pada 2021.

Hal ini sejalan dengan penanganan pemerintah terhadap dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi akibat pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19).

Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, mengatakan, bila pandemi bisa benar-benar selesai atau berhasil ditangani oleh pemerintah di tahun ini, maka otomatis dunia usaha bisa bangkit di tahun depan. Sehingga, pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa positif.

Baca Juga: Akhir 2020, Kemenperin targetkan ada 156 kawasan industri

“Yang paling menentukan adalah mengupayakan selesainya wabah dan menjaga dunia usaha pada tahun ini,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Rabu (29/7).

Menurutnya, untuk memulihkan ekonomi di tahun depan, stimulus dari pemerintah butuh dilanjutkan untuk percepatan.Stimulus itu, harus mengarah lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan masing-masing sektor.

Piter memberikan contoh, untuk mendorong sektor pariwisata, insentif diskon tiket bisa menjadi pilihan. Di sektor otomotif, pemotongan pajak bisa mendorong peningkatan penjualan. “Saya Kira semua sektor memerlukan insentif atau dorongan dari pemerintah,” ujar Piter.

Baca Juga: Sektor pangan dinilai pantas untuk mendapat perhatian khusus di tengah pandemi

Di sisi lain, Kepala Ekonom Universitas Kebangsaan, Eric Sugandi, menambahkan, untuk mendongkrak ekonomi tahun depan, belanja pemerintah harus diarahkan ke program-program untuk perbaiki daya beli masyarakat.

Sebagai contoh belanja pegawai, Bantuan Sosial (Bansos), subsidi BBM dan listrik, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Fokus belanja tahun depan baik yang berasal dari pagu belanja pada biasanya maupun cadangan belanja 2021.

“Situasinya masih belum sepenuhnya normal sehingga belanja modal untuk infrastruktur, sementara prioritasnya mesti di bawah belanja untuk memulihkan daya beli masyarakat,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Rabu (29/7).

Kendati demikian, kedua ekonom tersebut optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan bakal lebih baik, dengan catatan tahun ini pandemi sudah berakhir atau bisa ditangai dengan baik oleh pemerintah.

Baca Juga: Genjot pertumbuhan ekonomi tahun depan, pemerintah geber belanja negara

Proyeksi Eric pertumbuhan ekonomi tahun depan berada sebesar 4,8%, sedangkan Piter prediksi di rentang 5%-5,5%.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa mencapai 5%-5,5%. Caranya dengan menggenjot belanja.

Sementara itu, defisit anggaran 2021 diperlebar dari asumsi semula 4,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 5,2%. Adapun, penambahan defisit 0,5% itu, atau setara Rp 179 triliun akan digunakan sebagai cadangan belanja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×