kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Ini Bahaya Kebocoran Data di Indonesia, Cek Juga 7 Cara Mengatasinya


Senin, 10 Juli 2023 / 07:42 WIB
Ini Bahaya Kebocoran Data di Indonesia, Cek Juga 7 Cara Mengatasinya
ILUSTRASI. 34 juta data paspor WNI diduga bocor dan diperjualbelikan oleh peretas Bjorka dengan harga 10.000 dollar AS. KONTAN/Muradi


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Pratama tidak memungkiri jika tidak ada sistem keamanan yang bisa 100 persen melindungi sistem yang dijaganya. 

"Perkembangan serangan siber juga semakin canggih dan banyak perubahan variasi malware yang beredar sehingga hal ini juga menyulitkan untuk dideteksi," ujar dia. 

Selain itu, ia mengungkapkan banyak peretas yang sengaja bekerja mencari celah kerentanan sistem suatu organisasi untuk melakukan serangan. 

"Namun, tentu saja kebocoran data tetap dapat dicegah," tegasnya. 

Berikut beberapa cara yang menurut Pratama perlu dilakukan pemerintah maupun lembaga atau organisasi di Indonesia untuk mencegah kebobolan data. 

Baca Juga: BFI Terkena Serangan Siber, Pengamat: Perlu Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh

1. Pemahaman manusia 

Pratama menekankan agar setiap pegawai atau karyawan mendapatkan edukasi tentang keamanan data. Ini karena kelalaian terhadap aspek keamanan siber menyebabkan serangan. 

"Pelatihan karyawan terhadap aspek keamanan siber juga menjadi titik kritis terhadap keamanan siber suatu organisasi," kata dia. 

Ini karena tak jarang serangan siber awal dari peretasan perangkat elektronik atau penipuan kepada karyawan. 

2. Rutin periksa sistem keamanan 

Ia menyebutkan, setiap organisasi perlu melakukan pemeriksaan sistem secara rutin agar dapat segera melakukan pemulihan jika terjadi masalah. 

Hal yang tidak kalah penting, baginya, adalah melakukan penilaian terhadap kerawanan serta celah keamanan siber dari sistem yang dimiliki secara berkala. 

Baca Juga: Kasus Peretasan Data Bank Syariah Indonesia (BSI), Bareskrim Masuk Penyelidikan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×