Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga pada 2017 tumbuh di bawah 5%. Hal ini pertama kalinya sejak 2010.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, konsumsi rumah tangga selama tahun lalu hanya sebesar 4,95% year on year (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi, melambat dibandingkan 2016 yang sebesar 5,01% (yoy).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hal ini disebabkan oleh inflasi di 2017 yang kemudian membuat pembelian atau daya beli masyarakat lemah.
"Jadi tetap pesannya sama, tetap menjaga daya beli masyarakat melalui inflasi yang rendah itu penting sekali," katanya di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (6/2).
Dia berharap berbagai kegiatan pemerintah bisa meningkatkan kemampuan masyarakat, seperti transfer untuk keluarga miskin. Hal diharapkan bisa menimbulkan daya beli masyarakat menengah ke bawah
"Itu harus tepat waktu dan untuk 2018 ini jumlahnya cukup besar, meningkat lebih banyak, seperti PKH (Program Keluarga Harapan) yang dinaikkan sampai 10 juta keluarga," ujar dia.
Sementara itu, pada level menengah atas, Sri Mulyani bilang, lingkungan confidence terhadap keseluruhan perekonomian perlu diperhatikan. Momentumnya, menurut dia terlihat positif.
"Di 2017, investasi meningkat lebih tinggi dari tahun lalu. Sekarang sudah di atas 6%. Dan kalau kita lihat dari ekspor juga sudah cukup stabil di atas 8%. Kedua kegiatan ini diharapkan memperbaiki confidence yang lebih bagus dan fokusnya presiden dan kabinet untuk memperbaiki iklim investasi," jelasnya.
Untuk itu, ia berharap momentum untuk investasi bisa tetap bertahan agar bisa tumbuh di atas 7% tahun ini. Hal ini agar menimbulkan confidence pada kelas menengah.
"Dan terutama pada mereka yang akan meningkatkan daya beli lagi," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News