Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Artinya, kata Dicky, jarak penyuntikan dosis vaksin pertama ke dosis kedua pada vaksin Covid-19 AstraZeneca, meski berjarak 12 minggu, masih efektif memberikan perlindungan pada tubuh dari infeksi.
"Vaksin AstraZeneca ini bisa panjang intervalnya, bisa 3 bulan, itu sudah ada bukti ilmiahnya," ungkap Dicky.
Selain itu, kontigensi plan kedua apabila sebelumnya tidak bisa terpenuhi setelah 3 bulan, maka ada estimasi dasar ilmiah untuk pemberian vaksin kedua. Artinya, opsi mitigasi yang bisa dilakukan adalah memenuhi suplai vaksin Covid-19 dari produsen lain, misalnya dari Sinovac atau vaksin jenis lain.
Baca Juga: Bio Farma bersiap menerima lagi bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac bulan depan
"Sehingga dalam kaitan mitigasi itu, pemerintah harus memperkuat lobi-lobi dan akses pada opsi jenis vaksin lain di tingkat global," jelas Dicky.
Selain itu, kata Dicky, paling penting riset vaksin dalam negeri juga harus ditingkatkan. Sebab, ke depan masalah tentang suplai vaksin, tidak hanya seperti embargo vaksin Covid-19 yang dilakukan India pada vaksin AstraZeneca. Oleh karenanya, penting juga untuk memperkuat 3T, yang saat ini penerapannya di Indonesia masih rendah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "India Embargo Vaksin Covid-19, Apa Dampaknya bagi Indonesia?"
Penulis : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Selanjutnya: Pengiriman vaksin AstraZeneca terkendala embargo di India, ini kata ekonom Indef
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News