kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

India embargo vaksin Covid-19, begini dampaknya bagi Indonesia


Rabu, 31 Maret 2021 / 09:37 WIB
India embargo vaksin Covid-19, begini dampaknya bagi Indonesia
ILUSTRASI. India harus melakukan embargo vaksin Covid-19 yang dibuat negara itu seiring melonjaknya kasus Covid-19 di negara tersebut. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/rwa.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. India harus melakukan embargo vaksin Covid-19 yang dibuat negara itu seiring melonjaknya kasus Covid-19 di negara tersebut. 

Embargo adalah pelarangan perdagangan dari sebuah negara, dalam hal ini, pengiriman vaksin Covid-19 yang diproduksi di India tidak boleh keluar dari negara tersebut. Sehingga, negara ini tidak akan mengirim vaksin AstraZeneca ke WHO dan GAVI. 

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (28/3/2021), India adalah negara yang memiliki pabrik vaksin terbesar kedua di dunia, setelah China. 

Embargo vaksin Covid-19 yang dilakukan India, dikhawatirkan akan memberi dampak besar dalam distribudi vaksin ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. 
Lantas, apa dampak embargo vaksin India ini terhadap Indonesia? 

Baca Juga: Vaksinasi tembus 10 juta dosis, Indonesia masuk 4 besar dunia

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pada April 2021, Indonesia hanya akan memiliki 7 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac. 

Embargo vaksin ini, kata Budi, vaksin yang diproduksi di India tidak boleh keluar dari negara ini. Hal ini menyusul naiknya kasus kasus Covid-19 di India. 

"Akibatnya suplainya kurang, jadi direalokasi lagi. Jadi kita harusnya dapat jatah ini sekitar 11,7 juta dosis di Maret-April, dapatnya baru kayak kemarin cuma 1,1 juta dosis," ujar Budi di acara rilis survei Charta Politika. 

Baca Juga: Bio Farma: Ada 140 juta bulk vaksin yang sudah disepakati dengan Sinovac

Lebih lanjut Budi mengatakan, "Bulan Maret kebetulan stok Sinovac-nya cukup banyak, tapi saya mau lapor ke Kakak Adik Gubernur ini, bulan April Sinovac-nya cuma 7 juta (dosis). Jadi saya hanya punya 7 juta stok dari Sinovac." 

Sebelumnya, Budi Gunadi memperkirakan Indonesia bisa mendapatkan 7,5 juta dosis vaksin AstraZeneca, sehingga total stok vaksin Covid-19 Indonesia bisa mencapai 15 juta dosis vaksin. Namun, embargo vaksin AstraZeneca di India telah berdampak pada terganggunya suplai vaksin virus corona. 

Epidemiolog dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman, angkat bicara menanggapi embargo vaksin India. 

"Dengan embargo vaksin India, stok (vaksin Covid-19) nasional menjadi tidak terpenuhi suplainya. Namun, juga perlu diantisipasi dengan cara membuat contigency plan oleh masing-masing negara, termasuk Indonesia," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/3/2021). 

Baca Juga: DKI disebut tak berstatus zona merah Covid-19 selama 3 minggu terakhir

Contigency plan atau kontigensi plan adalah perencanaan terkait tindakan alternatif yang bisa dilakukan, dalam hal ini alternatif pilihan vaksin Covid-19 jenis lain. 
Dicky mengatakan bahwa ada beberapa upaya kontigensi plan yang bisa dilakukan. Pertama, kata dia, adalah dengan memiliki opsi interval terpanjang. 

Vaksin AstraZeneca yang dikembangkan bersama University of Oxford memiliki jarak interval penyuntikan dosis pertama dan kedua yang relatif panjang, tidak seperti vaksin corona jenis lainnya yang umumnya jarak interval penyuntikan sekitar 14-28 hari. 

Baca Juga: Stok vaksin terbatas, prioritas vaksinasi akan diberikan kepada lansia dan guru

Artinya, kata Dicky, jarak penyuntikan dosis vaksin pertama ke dosis kedua pada vaksin Covid-19 AstraZeneca, meski berjarak 12 minggu, masih efektif memberikan perlindungan pada tubuh dari infeksi. 

"Vaksin AstraZeneca ini bisa panjang intervalnya, bisa 3 bulan, itu sudah ada bukti ilmiahnya," ungkap Dicky. 

Selain itu, kontigensi plan kedua apabila sebelumnya tidak bisa terpenuhi setelah 3 bulan, maka ada estimasi dasar ilmiah untuk pemberian vaksin kedua. Artinya, opsi mitigasi yang bisa dilakukan adalah memenuhi suplai vaksin Covid-19 dari produsen lain, misalnya dari Sinovac atau vaksin jenis lain. 

Baca Juga: Bio Farma bersiap menerima lagi bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac bulan depan

"Sehingga dalam kaitan mitigasi itu, pemerintah harus memperkuat lobi-lobi dan akses pada opsi jenis vaksin lain di tingkat global," jelas Dicky. 

Selain itu, kata Dicky, paling penting riset vaksin dalam negeri juga harus ditingkatkan. Sebab, ke depan masalah tentang suplai vaksin, tidak hanya seperti embargo vaksin Covid-19 yang dilakukan India pada vaksin AstraZeneca. Oleh karenanya, penting juga untuk memperkuat 3T, yang saat ini penerapannya di Indonesia masih rendah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "India Embargo Vaksin Covid-19, Apa Dampaknya bagi Indonesia?"
Penulis : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Selanjutnya: Pengiriman vaksin AstraZeneca terkendala embargo di India, ini kata ekonom Indef

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×