Sumber: Tribunnews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian RI, Hatta Rajasa mengungkapkan proses pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat (25/10/2013).
Dia menuturkan, aspek legal penyelesaian PT Inalum akan segera diselesaikan pada hari ini, sehingga Indonesia bisa mendapatkan PT Inalum kembali pada tanggal 1 November 2013.
"Hari ini lawyer sedang melakukan finalisasi dari segi legal aspeknya, administratif dan DPR juga sudah menyetujui, jadi tinggal jalan saja. Semoga pada tanggal 1 November 2013 sudah beralih ke kita, " ujar Hatta ketika ditemui usai Rakornas Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Hotel Shangrilla, Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Mengenai dana yang digunakan dalam pembelian Inalum Hatta menjelaskan, memang ada koreksi dari dana sebelumnya yang sebesar US$ 626 juta menjadi US$ 558 juta.
"Mereka Nippon Asahan Aluminium (NAA), koreksi kembali, kalau mereka menyadari bahwa bukan di angka sebesar US$ 626 juta, tapi memang batas maksimum sebesar US$ 558 juta," tegasnya.
Inalum adalah usaha patungan pemerintah Indonesia dengan Jepang. Proyek ini didukung aset dan infrastruktur dasar, seperti pembangkit listrik tenaga air dan pabrik peleburan aluminium berkapasitas 230 hingga 240 ribu ton per tahun.
Pemerintah Indonesia memiliki 41,13% saham Inalum, sedangkan Jepang memiliki 58,87% saham yang dikelola konsorsium NAA.
Konsorsium NAA beranggotakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang 50% dan sisanya oleh 12 perusahaan swasta Jepang.
Berdasarkan perjanjian RI-Jepang pada 7 Juli 1975, kontrak kerja sama pengelolaan Inalum berakhir 31 Oktober 2013. Pemerintah mengaku akan membeli seluruh saham Inalum yang dimiliki Jepang. (Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News