kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Hary Tanoe: Masih jauh Indonesia jadi negara maju


Kamis, 30 Januari 2014 / 19:20 WIB
Hary Tanoe: Masih jauh Indonesia jadi negara maju
ILUSTRASI. Meski IHSG menguat 10,05% sejak awal tahun, sejumlah saham mencatat kenaikan ratusan persen.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bakal Calon Wakil Presiden dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo menilai, Indonesia masih sangat jauh dari kategori negara yang maju. Pasalnya, Indonesia masih memiliki berbagai masalah yang rumit dan belum diselesaikan hingga saat ini.

"Indonesia belum punya ancang-ancang jadi negara maju. Masih jauh bagi Indonesia untuk jadi negara maju," kata Hary dalam dialog nasional bertajuk "Mencari Calon Pemimpin Nasional" di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta, Kamis (30/1).

Hary menjelaskan, Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya. Namun, Indonesia seakan tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Pasalnya, banyak produk Indonesia yang seharusnya bisa didapatkan melalui alam, namun justru diperoleh melalui impor.

"Contoh mudahnya, garam saja kita impor. Padahal, kita punya laut yang luas, tapi hanya garam kita impor," lanjutnya.

Masalah lain mengenai kesenjangan sosial. Menurutnya, selama bertahun-tahun, petani dan nelayan di Indonesia selalu hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal, Indonesia adalah negara agraris dan negara kelautan. "Petani dan nelayan di luar negeri itu, kaya semua, sama seperti orang kantoran. Tidak ada yang miskin," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Hary juga menyinggung masalah Indonesia lainnya seperti korupsi, minimnya lapangan pekerjaan hingga pendidikan. Dengan permasalahan Indonesia yang sangat banyak dan menumpuk seperti itu, maka Hary menganggap tidak mungkin Indonesia menyandang predikat negara maju dalam waktu dekat.

"Padahal negara-negara kita seperti Singapura dan Malaysia sudah mulai menyandang predikat negara maju, kita masih ketinggalan, punya ancang-ancang saja belum," pungkasnya. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×