kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Gubernur BI: Pelemahan rupiah lebih rendah dibandingkan dengan negara lain


Jumat, 24 Agustus 2018 / 13:09 WIB
Gubernur BI: Pelemahan rupiah lebih rendah dibandingkan dengan negara lain
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada hari ini, Jumat (24/8). Di pasar spot siang ini, rupiah berada di level Rp 14.660 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,15% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.638 per dollar AS

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga mencatat, rupiah hari ini di level Rp 14.655 per dollar AS, melemah 0,24% dari posisi kemarin pada Rp 14.620 per dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pelemahan nilai tukar tersebut jangan dilihat nilainya saja. Sebab, pelemahan juga terjadi di negara-negara di seluruh dunia.

"Oleh karena itu, bandingkan dengan yang lain (negara lain). Pelemahan nilai tukar rupiah lebih rendah dari negara lain," kata Perry saat konferensi pers di Kantor Kemko Perekonomian, Jumat (24/8).

Lebih lanjut Perry bilang, bukan berarti BI tidak melakukan langkah-langkah stabilisasi. BI telah menaikkan bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir untuk menarik inflow.

"Alhamdulillah inflow terutama yang long term sudah mulai masuk. Eksportir sudah mau menjual dollarnya dan swap rate kami permudah, percepat, dan murah," tambah dia.

Ke depan, BI berkomitmen menjalankan tiga langkah dalam rangka stabilitas kurs rupiah. Pertama, penyesuaian suku bunga yang telah dilakukan dalam RDG terakhir untuk memperkuat daya tarik pasar keuangan Indonesia sekaligus menurunkan current account deficit (CAD).

Kedua, intervensi ganda di pasar valas dan pembelian SBN di pasar sekunder jika terjadi capital reversal atau kenaikan yield di luar kewajaran. Ketiga, memastikan ketersediaan valas di pasar dengan mempermudah, mempercepat, dan mempermurah swap rate BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×