Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
Ia menyadari, rasio utang pemerintah masih berada di kisaran 38% terhadap produk domestik bruto (PDB), dan di bawah batas ketentuan yang berlaku, yakni 60% terhadap PDB.
Akan tetapi, besarnya outstanding utang pemerintah membuat kebutuhan belanja bunga dan cicilan utang kian membengkak setiap tahunnya.
Akibatnya, kemampuan pemerintah untuk melakukan belanja yang dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti belanja modal dan bantuan sosial, semakin rendah.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Cara Tuntaskan Utang Jatuh Tempo Rp 800 Triliun Tahun Depan
Sampai dengan tahun 2024, porsi belanja bunga dan cicilan utang telah mencapai 20,3% dari total pagu belanja pemerintah, melonjak hampir dua kali lipat dari posisi pada tahun 2014, yakni sebesar 11,1%.
"Ruang fiskalnya makin sempit, buat yang lain-lain ya enggak ada," ucap Faisal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Faisal Basri: Utang Pemerintah Berpotensi Tembus Rp 10.000 Triliun di Tahun Pertama Prabowo", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/08/21/142700726/faisal-basri--utang-pemerintah-berpotensi-tembus-rp-10.000-triliun-di-tahun?page=all#page2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News