Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Tingkat Pengangguran Tajam
Laporan ini juga menyoroti tentang tekanan ekonomi yang berdampak pada meningkatnya pengangguran serta pergeseran dalam pasar tenaga kerja.
Pada krisis masa pandemi COVID-19 tingkat pengangguran di Indonesia meningkat dari 5,23% pada tahun 2019 menjadi 7,07% pada tahun 2020. Peningkatan langsung ini diikuti oleh efek jangka panjang.
Tren kenaikan ini, meskipun diperburuk oleh krisis, juga mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam kebijakan pasar tenaga kerja dan definisi pengangguran yang terus berkembang.
Baca Juga: Ada Momen Ramadan dan Lebaran, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh 5,1% di Kuartal I
"Dalam konteks saat ini, tingkat pengangguran untuk lulusan perguruan tinggi meningkat secara signifikan, mencerminkan tren yang diamati pada krisis ekonomi di masa lalu," jelas Riefky dalam laporannya.
Sementara sebaliknya, tingkat pengangguran dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah menunjukkan tren yang menurun. Pergeseran ini menunjukkan bahwa pada krisis-krisis sebelumnya, individu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi menghadapi lebih banyak tantangan dalam mendapatkan pekerjaan.
Selain itu, pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 18.000 pekerja selama dua bulan pertama tahun 2025 menyoroti kerentanan pasar tenaga kerja dalam menghadapi tantangan ekonomi yang sedang berlangsung.
Data ketenagakerjaan juga menunjukkan kurangnya kemajuan substansial dalam penciptaan lapangan kerja bernilai tambah tinggi dalam perekonomian.
Dalam hal ini lapangan kerja di sektor pertanian terus menurun, sementara sektor jasa, terutama di jasa dengan nilai tambah yang rendah, mengalami pertumbuhan.
Alhasil, proporsi pekerja informal meningkat dari 55,88% pada 2019, terendah sejak 1986, menjadi 60,47% pada 2020. Meskipun secara bertahap menurun, angka ini tetap berada di 57,95% pada tahun 2024 yang mengindikasikan bahwa lapangan kerja informal belum kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Baca Juga: Minim Faktor Penggerak, Laju Ekonomi Indonesia Cenderung Melambat
"Proporsi pekerja informal di Indonesia masih relatif tinggi, sehingga menimbulkan kekhawatiran karena dapat memperparah tantangan ekonomi di masa depan," jelas Riefky dalam laporannya.
Sejalan dengan itu pertumbuhan produktivitas juga menunjukkan tren penurunan selama tiga tahun terakhir. Pertumbuhan produktivitas mencapai 2,00% pada tahun 2022, menurun menjadi 1,63% pada tahun 2023, dan selanjutnya menjadi 1,55% pada tahun 2024.
"Pertumbuhan produktivitas di Indonesia akan menghadapi tantangan yang berkelanjutan tanpa adanya reformasi struktural yang lebih kuat," terang Riefky.
Selain itu, Indonesia juga harus memperhatikan tren jangka panjang, karena produktivitas tenaga kerja telah mengalami penurunan selama dua dekade terakhir. Jika tren ini terus berlanjut, periode bonus demografi yang semakin dekat dapat menghadapi hambatan yang signifikan.
Selanjutnya: Hingga Maret 2025, Nilai Hapus Tagih Kredit UMKM Bank Mandiri Capai Rp 96,92 Miliar
Menarik Dibaca: 10 Jus Buah untuk Penderita Asam Lambung yang Aman Dikonsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News