kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Ekonom BNI proyeksikan cadev Maret 2019 di kisaran US$ 123 miliar- US$125 miliar


Jumat, 29 Maret 2019 / 12:01 WIB
Ekonom BNI proyeksikan cadev Maret 2019 di kisaran US$ 123 miliar- US$125 miliar


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa (cadev) pada bulan lalu tercatat US$ 123,3 miliar. Posisi tersebut diperkirakan masih stabil hingga Maret 2019. Kepala ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto memperkirakan posisi cadev di kisaran US$ 123 miliar hingga US$ 125 miliar.

"Karena ekspor belum menggembirakan, sedangkan impor masih relatif tinggi," jelas Ryan saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (29/3).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan Januari-Februari 2019 masih defisit US$ 0,73 miliar. Defisit ini memang mengalami penurunan dibanding Januari yang tercatat US$ 0,81 miliar.

Hanya saja penurunan ini terjadi karena penurunan impor yang tajam dan dibarengi penurunan ekspor. Jadi bukan karena ekspor yang meningkat.

Tercatat nilai impor Januari-Februari 2019 sebesar US$ 27,2 miliar turun 7,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Ekspor juga tercatat US$ 26,5 miliar turun 7,6% yoy.

Selain itu global bonds dalam valuta asing (valas) juga belum banyak karena mayoritas penerbitan obligasi masih dalam rupiah. Hanya saja Bank Indonesia (BI) saat ini jauh lebih proaktif dan selalu berada di dalam pasar, maka kecukupan cadev bisa terjaga dengan baik.

Di sisi lain, peningkatan cadev juga bisa terjadi karena pembelian dollar Amerika Serikat (AS) oleh korporasi dan perorangan semakin terkelola dengan baik. "Sehingga tidak menekan cadev," jelas dia.

Lindung nilai atau hedging untuk BUMN dan korporasi swasta juga sudah diterapkan sehingga permintaan terhadap dollar AS bisa terkelola dengan baik melalui persediaan yang mencukupi.

BI juga menerbitkan Domestic Non-deliverable Forward (DNDF) bagi pihak yang membutuhkan dollar AS untuk forward atau permintaan ke depan yang sudah diperjanjikan tanpa harus mengirim dollar AS secara fisik.

Sedangkan untuk ekspor, meski masih terbatas, penempatan hasil devisa ekspor (DHE) juga semakin meningkat sejalan dengan perluasan kebijakan penempatan DHE SDA. "Karena BI juga punya data korporasi eksportir dan nilai ekspornya," imbuh Ryan.

Kendati stabil dan cenderung meningkat, tetap perlu mewaspadai potensi dollar AS keluar alias outflow. Ini bisa terjadi karena pembayaran dividen korporasi asing yang melakukan investasi langsung alias foreign direct investment (FDI). Biasanya, potensi outflow masif ini terjadi pada bulan April hingga Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×