Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, realisasi pembiayaan utang pemerintah hingga Oktober 2025 masih berada di jalur aman dan menunjukkan kinerja positif.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi pembiayaan utang telah mencapai Rp 570,1 triliun atau 77,94% dari outlook Rp 731,5 triliun.
Dengan capaian tersebut, pemerintah perlu menarik utang sekitar Rp 80,7 triliun per bulan pada November dan Desember untuk memenuhi target pembiayaan tahun ini.
“Kelihatannya tidak ada masalah bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan pembiayaan utang. Masih akan sesuai dengan target walaupun ada potensi pelebaran defisit,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Minggu (23/11/l2025).
Baca Juga: Gus Yahya Tegaskan Tidak Akan Mundur, Dorong Konsolidasi NU yang Maslahat
Tantangan pendapatan negara
Meski pembiayaan utang dalam kondisi aman, Myrdal mengingatkan adanya tekanan pada sisi pendapatan negara.
Untuk menghindari shortfall, pemerintah membutuhkan tambahan pendapatan sekitar Rp 376,9 triliun pada masing-masing bulan November dan Desember.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding realisasi pendapatan Oktober 2025 yang sebesar Rp 249,2 triliun.
“Ini memang agak berat ya,” kata Myrdal.
Baca Juga: Ditjen Pajak Ingatkan Wajib Pajak Segera Aktivasi Akun dan Kode Otorisasi Coretax
Beban belanja di akhir tahun
Dari sisi belanja negara tantangannya juga besar. Untuk mencapai target belanja Rp 3.527,5 triliun pada akhir 2025, pemerintah harus mendorong realisasi belanja yang signifikan pada dua bulan terakhir.
“Ini memang agak berat, tapi kalau melihat pola historis, pemerintah biasanya bisa merealisasikan belanja hingga sekitar Rp 600 triliun di akhir tahun,” ujarnya.
Defisit tetap terjaga
Meski tekanan fiskal meningkat, Myrdal tetap optimistis defisit anggaran tahun ini dapat dijaga pada level aman. Ia memperkirakan pemerintah akan menutup tahun dengan defisit sekitar 2,78% PDB.
Baca Juga: SiLPA Masih Tebal, Indef Nilai Pembiayaan Utang Tak Akan Digenjot Hingga Maksimal
Menurutnya, dengan realisasi pendapatan dan belanja yang masing-masing baru mencapai sekitar 73%, perekonomian masih mampu tumbuh cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat tetap berada di atas 5%.
Myrdal berharap pada kuartal IV pemerintah dapat memaksimalkan penerimaan dari pajak, cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Sementara dari sisi belanja, percepatan belanja kementerian/lembaga serta transfer ke daerah dinilai penting untuk mendorong output ekonomi dan memperkuat momentum pertumbuhan.
“Belanja K/L juga bisa dipercepat, terutama untuk program prioritas pembangunan pemerintah. Termasuk belanja transfer ke daerah yang kelihatannya juga akan dipacu pada akhir tahun,” pungkasnya.
Selanjutnya: Gagal Bayar Fintech Marak, OJK Minta Bank Perketat Channeling
Menarik Dibaca: Cara Mengaktifkan Fitur Facebook Pro, Ikuti Langkah Demi Langkah Berikut Ini Ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













