Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan tentang ancaman gagal panen dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai akibat dari kekeringan pada lahan pertanian tadah hujan.
Fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif menjadi penyebab utama kekeringan.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, lahan pertanian berisiko mengalami gagal panen karena kekurangan pasokan air selama fase pertumbuhan tanaman.
Baca Juga: Hadapi El-Nino, Kementan: Ada 800.000 Haktare Lahan Padi Siap Panen di Agustus 2023
El Nino dan IOD positif saling mempengaruhi, menyebabkan musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dengan curah hujan rendah hingga sangat rendah. Prediksi menunjukkan bahwa curah hujan hanya akan terjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.
Situasi kekeringan berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional, sehingga pemerintah daerah harus segera melakukan aksi mitigasi dan kesiapsiagaan.
Di sektor perikanan, perubahan suhu laut dan pola arus selama El Nino dan IOD positif yang mendingin, berpotensi meningkatkan tangkapan ikan, dan dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
Puncak kemarau kering diperkirakan terjadi pada bulan Agustus hingga awal September 2023, dengan kondisi jauh lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan BMKG, indeks El Nino pada bulan Juli mencapai 1,01 dengan level moderat, sementara IOD sudah memasuki level indeks yang positif.
Baca Juga: Antisipasi Cuaca Ekstrem El Nino, Ini Strategi Kementan
Kombinasi El Nino yang lemah pada bulan Juni hingga awal bulan Juli dan IOD positif dalam waktu bersamaan menyebabkan sebagian wilayah Indonesia masih mengalami hujan karena dinamika atmosfer regional yang singkat. Namun, pengaruh El Nino secara signifikan dirasakan setelah itu.
Plt Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyatakan bahwa sektor pertanian dapat terdampak kekeringan, terutama lahan tadah hujan yang menggunakan sistem pertanian tradisional.
Kekeringan ini dapat berujung pada bencana karhutla dan berdampak pada lingkungan, ekonomi, sosial, dan kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi situasi ini, semua pihak harus menghemat penggunaan air di dalam dan di luar rumah.
Baca Juga: Suhu Dingin di Malam & Pagi Hari Saat Musim Kemarau, Ini Kata BMKG
Debit air sungai dan sumber mata air diperkirakan akan mengalami penurunan akibat kemarau kering akibat El Nino dan IOD Positif, sehingga perlu mengantisipasi kelangkaan air dengan menggunakan bak penampung dan mengatur penggunaan air secara bijaksana.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemarau Kering, BMKG Ingatkan Ancaman Gagal Panen dan Karhutla"
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Fabian Januarius Kuwado
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News