kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegah angka Covid-19 lebih tinggi, ini kata epidemiolog


Jumat, 11 Juni 2021 / 20:06 WIB
Cegah angka Covid-19 lebih tinggi, ini kata epidemiolog
ILUSTRASI. Cegah angka Covid-19 lebih tinggi, ini kata epidemiolog


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sudah lebih dari setahun, pandemi covid-19 masih melanda tanah air. Total keseluruhan yang terkena pandemi ini per hari ini mecapai 1,89 juta jiwa. Sedangkan jumlah perharinya menyentuh angka 8.000 kasus per hari.

Untuk mengantisipasi kenaikan angka pengidap covid-19, Epidemiolog dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman mengatakan untuk menekan penyebaran covid-19 sangatlah sulit. Sementara ini yang bisa dilakukan adalah dengan mencegah fatalitas kematian, penguatan deteksi kasus sedini mungkin dengan cara tes rutin, juga perawatan di Rumah Sakit.

Selain itu, Dicky juga menyarankan untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga dengan melakukan tes seperti swab Antigen ke anggota keluarga. Akan tetapi jika terbatas alat untuk tes, setidaknya segera dilakukan isolasi karantina.

“Dengan isolasi karantina kita bisa memutus mata rantai penularan, tapi tetap dilakukan tracing karena orang-orang ini juga harus dilakukan isolasi karantina dengan efektif. Setidaknya dengan itu jumlah kenaikan angka per harinya akan menurun,” ujar Dicky saat dihubungi Kontan.co.id, Jum’at (11/6).

Baca Juga: Situasi pandemi Covid-19 yang kompleks mempengaruhi efektivitas mikro lockdown

Karantina ini bisa dilakukan selama 14 hari, dengan syarat tetap terjaga serta adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Sementara masyarakat masih banyak yang harus bekerja di luar rumah dan ini yang harus di dukung pemerintah.

Selain itu, alasan perlu adanya pengecekan ke rumah-rumah warga Dicky mengatakan, rata-rata 80% masyarakat Indonesia jika mengalami sakit hanya berdiam diri dirumah.

Lebih lanjut masyarakat juga harus ketat dalam melakukan protokol memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi (5M) dan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan (3M).

“Masih banyak masyarakat yang abai menerapkan 5M dan 3M, dan ini yang harus di ubah. Karena jika tidak angka perharinya akan terus meledak bahkan bisa  jauh lebih dari 2 juta jiwa, apalagi dengan adanya virus varian baru,” jelas Dicky.

Baca Juga: Epidemiolog sebut micro lockdown tidak memadai diterapkan di Indonesia

Dicky  memperkirakan masih banyak daerah selain Jakarta, Yogyakarta, dan Sumatra Barat, yang tidak mempuni dalam melaporkan angka kasus covid-19 di daerahnya. Ini sangat bahaya, karena daerah tersebut tidak mengetahui peta situasi hingga mayoritas daerah di Indonesia mengalami wabah senyap. Ini yang harus di ubah, tegas Dicky.

Selain itu, pemerintah harus mengejar vasinasi, terutama pada kalangan lansia yang bahkan belum mencapai setengah dari total lansia di Indonesia dan daerah-daerah dengan kasus paling tinggi. 

Selanjutnya: Kehati-hatian dan protokol kesehatan ketat wajib dilakukan di semua zona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×