Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Calon presiden dan calon wakil presiden (capres – cawapres) diminta membuat strategi penanganan permasalahan sektor strategis seperti pangan, energi, dan pembangunan berkelanjutan.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, selama ini persoalan harga pangan sebenarnya seperti fenomena gunung es dimana harga pangan menjadi puncak yang terlihat dari permasalahan tata kelola lapangan di Indonesia.
Padahal jika didalami persoalan pangan tersebut tidak terlepas dari tata kelola pangan yang relatif masih semrawut. Data pangan yang akurat dan Real Time tidak ada, insentif bagi petani berkurang, subsidi pupuk dan solar dikurangi sehingga meningkatkan biaya produksi dan berujung kepada kenaikan harga di konsumen. Rantai pasok yang masih panjang sehingga menyebabkan efisiensi.
Baca Juga: Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud Mulai 21 Januari, Cek Daftar Provinsi dan Lokasinya
“Serta kurangnya penelitian dan pengembangan untuk penerapan teknologi yang dapat mengenjot jumlah produksi dan menekan biaya produksi di sektor pertanian itu sendiri,” ujar Yusuf saat dihubungi Kontan, Jumat (19/1).
Selain itu, capres – cawapres juga mesti memikirkan sektor energi. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah mendorong penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia. Sebab, Indonesia relatif masih tergantung pada penggunaan energi fosil.
Adapun energi fosil dinilai dapat menyebabkan atau mempunyai dampak lebih besar terhadap kerusakan lingkungan.
"Saya kira isu atau diskusi tidak boleh hanya terbatas misalnya pada penggunaan kendaraan listrik tetapi juga harus dielaborasi misalnya bagaimana pemerintah yang akan terpilih nantinya mengembangkan kendaraan listrik untuk transportasi publik dan tidak hanya menyasar pada penggunaan transportasi pribadi secara umum," ujar Yusuf.
Baca Juga: Adu Gagasan Capres di KPK Disambut Baik Pegiat Antikorupsi, Akademisi, hingga Seniman