Reporter: Rahma Anjaeni, Venny Suryanto | Editor: Syamsul Azhar
Menurut perkiraan BI, nilai tukar terus melemah pada kuartal kedua tahun ini karena capital outflows yang besar akibat kepanikan pasar keuangan global sebagai reaksi terhadap merebaknya pandemi virus corona Covid-19 di seluruh dunia.
Namun, Perry optimistis, nilai tukar rupiah akan cenderung menguat ke rerata sekitar Rp 14.900 sampai Rp 15.300 per dollar Amerika Serikat (AS) tahun depan.
Baca Juga: Sah, 28,3 juta debitur kredit mikro dapat subsidi bunga dan angsuran ditunda 6 bulan
"Ini seiring dengan membaiknya perekonomian global, menurunnya ketidakpastian pasar keuangan global, kepercayaan investor tetap tingginya terhadap prospek ekonomi Indonesia pada 2021 dan tingkat imbal hasil investasi (surat utang) di Indonesia yang menarik," tandasnya.
Baca Juga: Satu lagi bantuan pemerintah ke pengusaha, kali ini buat menyelamatkan buruh dari PHK
Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan oleh BI jauh lebih tinggi dari angka yang ditetapkan pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2021 yang hanya 4,5%-5,5%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyebut penetapan angka itu sejalan dengan optimisme pemulihan ekonomi nasional yang akan mulai terjadi pada pengujung tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News